Kamis, 02 Oktober 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Dunih 6305
(Foto: doc)
Perwakilan Metropolitan Expressway Co Ltd (MEX) yang merupakan Perseroan Terbatas (PT) asal Jepang, menyambangi Balaikota, untuk bertemu dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Dalam pertemuan itu, mereka menawarkan keikutsertaaan dalam pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota di Jakarta.
Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Transportasi, Sutanto Soehodho mengaku, pihaknya tertarik dengan tawaran dari MEX tersebut. Terlebih, MEX merupakan perusahaan yang memegang peranan penting dalam pembangunan jalan tol layang di Tokyo, ibu kota Jepang. "Mereka (MEX) punya pengalaman panjang dalam pembangunan jalan tol elevated," kata Sutanto, di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (2/10).
Dikatakan Sutanto, pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota di Jakarta akan menggunakan konstruksi layang, sama seperti yang telah diterapkan dalam pembangunan jalan di Tokyo. Selain harga tanah yang mahal, secara tata ruang lahan mereka juga terbatas. Sehingga pembangunan infrastruktur transportasi di Jakarta lebih ideal apabila mengacu pada Tokyo.
"Jakarta ini kota yang cenderung seperti kota modern seperti Tokyo, bukan kota tua seperti London dan Paris, sehingga konsep pembangunannya akan lebih mirip dengan mereka. Kita akan cari tahu bagaimana mempercepat pembangunan, baik jalan maupun kereta seperti di Tokyo," ucapnya.
Direktur Konsultan Teknik MEX, Mitsonobu Ogihara mengatakan, pembangunan transportasi massal di Tokyo selalu berbarengan dengan pembangunan jalan tol. Sebab, tidak semua pergerakan di dalam kota bisa diakomodasi sepenuhnya oleh sistem angkutan massal berbasis rel. Sehingga jalan layang di tengah kota Tokyo tetap diperlukan untuk mengalirkan lalu lintas orang dan barang.
Menurut Ogihara, tidak ada kota di dunia yang mengandalkan mobilitas warganya hanya dengan transportasi massal tanpa menyediakan rasio jalan yang mencukupi. Karena itu, Ogihara menilai keputusan Pemprov DKI untuk membangun enam ruas jalan tol dalam kota sudah tepat.
Ia menambahkan, pembangunan enam ruas jalan tol di Jakarta akan lebih baik apabila menggunakan konstruksi layang. Karena selain dapat menghemat pembebasan lahan, tanah yang ada juga masih dibutuhkan untuk pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). "75 persen atau sekitar 301,3 kilometer jalan tol di Tokyo merupakan jalan layang yang dibangun di atas sungai dan kanal serta melewati gedung-gedung tinggi di tengah kota," jelasnya.