DKI Atasi Macet dengan Transportasi Massal Berbasis Rel

Rabu, 04 Februari 2015 Reporter: Folmer Editor: Dunih 6030

Basuki Pasrah Jakarta Dicap Kota Termacet di Dunia

(Foto: Yopie Oscar)

Kemacetan ibu kota yang makin parah menempatkan Jakarta sebagai kota termacet di dunia. Namun begitu, sejumlah upaya mengatasi kemacetan juga dilakukan Pemprov DKI dan pemerintah pusat. Salah satunya dengan membangun transportasi massal berbasis rel.

Kalau kamu tidak punya sistem transportasi berbasis rel pasti macet

Untuk tahun 2015 ini saja jalur kereta api Tanjung Priok-Kota akan mulai difungsikan. Begitu pun jalan menuju Bandara Soekarno Hatta pada 2016 akan dilengkapi rel yang pembangunannya akan dilakukan oleh Kementerian Perhubungan. Sedangkan untuk proyek Mass Rapid Transit (MRT) saat ini juga sedang tahap pengerjaan. Diharapkan dengan sejumlah proyek transportasi massal tersebut kemacetan bisa diminimalisir.

"Kalau kamu tidak punya sistem transportasi berbasis rel pasti macet,” kata Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta di Balaikota, Rabu (4/2).

Ia mengatakan, Jepang yang memiliki sistem transportasi massal berbasis rel sangat bagus, ternyata juga masih macet.

"Apalagi kita. Makanya, kita lagi membangun (sistem transportasi berbasis rel) di ibu kota,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, untuk kondisi Jakarta yang seperti ini memang mau tidak mau harus ditahan dulu. Paling tidak hingga 30 sampai 40 tahun mendatang.

"Belum lagi yang ngeyel-ngeyel. Untung saya tensi masih bagus kalau nggak kena stroke," ucapnya.

Sekadar diketahui perusahaan pelumas Castrol bekerja sama dengan TomTom selaku penyedia navigasi merilis banyak kota yang dinilai mempunyai tingkat kemacetan tinggi.

Daftar tersebut disebut Castrol Magnetic Stop-Start Index. Dalam index tersebut, Castrol akan menghitung berapa kali waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh kendaraan untuk berhenti dan kembali berjalan dalam sehari. Semakin besar jumlah stop-start maka semakin macet kota tersebut.

Ada 78 kota di seluruh dunia yang dimasukkan dalam indeks ini. Dari indeks yang dikeluarkan oleh Castrol dan Tomtom tersebut, Jakarta menempati kota dengan jumlah stop-start terbanyak yaitu 33.240 per tahun. Jumlah ini berada di atas rata-rata yang seharusnya 18.000 stop-start per tahun. Ada 3 tanda yang diberikan oleh Castrol yaitu merah, hijau dan kuning. Jakarta dan Surabaya masuk pada kategori merah.

BERITA TERKAIT
Djarot Berharap Pembangunan Kereta Bandara Sesuai Target

Djarot Ingin Kereta Api Bandara Rampung 2016

Selasa, 03 Februari 2015 5353

Ahok Minta Pusat Bangun Kereta Bandara Sebelum Asian Games

Basuki Minta Kemenhub Bangun Kereta Bandara

Selasa, 27 Januari 2015 5822

Pembenahan Transportasi di DKI Bakal Dikebut

Pembenahan Transportasi di DKI Bakal Dikebut

Senin, 19 Januari 2015 6102

Basuki Minta Dukungan Warga Atasi Kemacetan di Ibukota

Pemprov DKI Tiru Sistem Transportasi di Chicago

Jumat, 16 Januari 2015 5422

Ahok: Tugas Pemprov Sediakan Transportasi Massal

Ahok: Tugas Pemprov Sediakan Transportasi Massal

Senin, 15 Desember 2014 4826

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468506

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307241

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285054

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283952

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282631

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks