Senin, 08 Desember 2014 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Dunih 3339
(Foto: doc)
Gencarnya penertiban Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang dilakukan Pemprov DKI ternyata cukup membuat ciut nyali mereka untuk berkeliaran kembali di Jakarta. Terbukti, sepanjang 2014 ini jumlah PMKS yang tertangkap menurun dibanding tahun 2013. Tercatat, sejak Januari-Desember 2014 mereka yang tertangkap sebanyak 901 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 1.000 lebih.
“Paling banyak hasil razia bulan November sebanyak 108 PMKS. Bulan lainnya hanya puluhan. Saat ini pada bulan Desember baru lima PMKS,” ujar Ika Yuli Rahayu, Kasudin Sosial Jakarta Barat,
Senin (8/12).
Ia menyebutkan, PMKS yang terjaring razia tersebar di sejumlah titik rawan di antaranya, Jl Tubagus Angke, perempatan lampu merah Cengkareng, Kalideres, Grogol, Tomang, Latumenten, Kyai Tapa, kawasan Kota Tua dan lain sebagainya. Mereka yang tertangkap terdiri dari gelandangan, pengemis, Pekerja Seks Komersial (PSK), anak punk, pengamen, pemulung, waria dan lain-lain.
Namun, diakui Ika, di balik kesuksesan meminimalisir angka PMKS, karena gencarnya razia yang dilakukan. Meski begitu, pihaknya juga mengalami kendala untuk menangkap oknum-oknum yang selama ini mendrop PMKS, khususnya pengemis. Padahal, pengemis itulah yang mendominasi keberadaan PMKS di wilayahnya.
“
PMKS juga mulai pindah beroperasi dengan masuk lingkungan warga . Masyarakat juga harus turut serta membantu dengan tidak memberikan uang pada para pengemis yang meminta-minta di lingkungan warga,” tandasnya.