Senin, 23 Juni 2014 Reporter: Hendi Kusuma Editor: Widodo Bogiarto 4345
(Foto: Hendi Kusuma)
Meski saat ini hanya terdapat 936 koperasi yang aktif di Jakarta Barat, bukan berarti popularitas koperasi sebagai penggerak ekonomi kerakyatan tidak memiliki nilai ekonomis yang menjanjikan lagi. Bahkan, pada 2013 lalu, sisa hasil usaha (SHU) koperasi di Jakarta Barat mencapai Rp 21,3 miliar.
Selama ini sejumlah koperasi itu terbagi dalam 15 kelompok di antaranya, koperasi serba usaha (KSU), koperasi wanita (Kopwan), koperasi simpan pinjam (KSP), koperasi pondok pesantren (Kopontren), dan koperasi pemuda/mahasiswa.
"Keuntungan sisa hasil usaha (SHU) Rp 21,3 miliar. Sementara jumlah anggota koperasi mencapai 167.736 anggota. Koperasi terus berkembang di Jakarta Barat, kita harapkan ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dan gotong royong ini dapat menumbuhkan perkembangan ekonomi di setiap wilayah," ujar Slamet Widodo, Kepala Suku Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) Jakarta Barat, Senin (23/6).
Slamet mengungkapkan, dari 936 koperasi pada tahun 2013, tercatat kecukupan modal sendiri sebesar Rp 178,4 miliar dan kecukupan modal luar sebesar Rp 51,9 miliar dengan total modal usaha sebesar Rp 239,4 miliar.
Kata Slamet, selain koperasi, perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah di Jakarta Barat juga terus berkembang. Saat ini ada 3.327 usaha mikro, 2.870 usaha kecil dan 805 usaha menengah sehingga total menjadi 7002 usaha. Untuk usaha mikro dibagi menjadi dua, yaitu ada 1.551 unit usaha kecil dan 1.776 pedagang kaki lima (PKL) binaaan.
"Tahun ini koperasi harus lebih lagi menjaring anggota, terutama koperasi yang dikelola oleh pemerintah seperti Koperasi Jasa Keuangan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (KJK PEMK)," harapnya.