Rabu, 30 April 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Widodo Bogiarto 6433
(Foto: doc)
Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) DKI Jakarta mencatat, selama periode Januari-April 2014 terjadi sebanyak 280 kasus kebakaran di ibu kota. Jumlah tersebut menyebar di seluruh wilayah Jakarta. Akibat peristiwa tersebut, kerugian ditaksir mencapai Rp 51,66 miliar.
Kepala Dinas Damkar dan PB DKI, Subejo menjelaskan, jumlah tersebut sudah termasuk dengan kebakaran yang terjadi di Pasar Senen dan Pasar Rumput beberapa hari lalu. .
"Kami mencatat selama empat bulan kejadian kebakaran di Jakarta sudah mencapai 280 kasus, dengan prediksi kerugian mencapai Rp 51,66 miliar," kata Subejo, Rabu (30/4).
Dari data Dinas Damkar dan PB DKI, pada Januari terjadi 55 kejadian, Februari 80 kejadian, Maret 71 kejadian, dan April 74 kejadian. Akibat peristiwa tersebut tercatat sebanyak empat orang warga meninggal dunia. Selain itu korban luka-luka dari petugas sebanyak empat orang dan 14 orang dari warga.
Subejo juga mencatat, kejadian kebakaran paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Barat yakni mencapai 86 kejadian, Jakarta Timur 66 kejadian, Jakarta Selatan 51 kejadian, Jakarta Utara 42 kejadian, dan Jakarta Pusat 35 kejadian.
Dikatakan Subejo, penyebab kebakaran didominasi karena listrik, yakni mencapai 209 kejadian. Kemudian penyebab lainnya seperti kompor 19 kejadian, rokok 6 kejadian, dan lain-lain 46 kejadian.
Subejo mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan waspada dengan bahaya kebakaran. Karena setiap tahunnya jumlah kebakaran di Jakarta jumlahnya cukup banyak. Pada tahun 2013 periode Januari-September misalnya, tercatat terjadi 712 kejadian dengan total kerugian mencapai Rp 124 miliar.
Sedang total kerugian kebakaran sepanjang tahun 2012 mencapai Rp 290 miliar. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2011, yang total kerugiannya mencapai Rp 217 miliar.
"
Masyarakat dihimbau untuk lebih berhati-hati, terutama dalam penggunaan listrik. Banyak yang harus dilakukan, termasuk jangan menumpuk steker . Kemudian juga perlu memeriksa instalasi masih layak atau tidak, sambungan yang tidak kencang," kata mantan Kepala Sudin Damkar dan PB Jakarta Selatan ini.