Senin, 28 April 2014 Reporter: Rio Sandiputra Editor: Agustian Anas 4118
(Foto: Suriaman Panjaitan)
Kebakaran yang melanda Pasar Senen, Jakarta Pusat dan Pasar Rumput, Jakarta Selatan mengindikasikan kurang baiknya pengelolaan pasar tradisional di ibu kota. Bahkan, PD Pasar Jaya selaku pengelola pasar sendiri mengakui 47 dari 153 pasar di DKI Jakarta rawan kebakaran.
Selain karena bangunan sudah berusia puluhan tahun dan perlu diremajakan, sejumlah instalasi listrik di beberapa pasar juga tidak layak sehingga rawan terjadi kebakaran. Parahnya lagi, sejumlah pasar tidak dilengkapi instalasi pemadam kebakaran.
"Dari 153 pasar di DKI, 47 pasar belum diremajakan dan ini yang rawan kebakaran karena bangunannya yang sudah tua," ujar Djangga Lubis, Dirut PD Pasar Jaya, saat meninjau lokasi kebakaran di Pasar Rumput, Senin (28/4).
Menurut Djangga, pasar-pasar yang belum diremajakan ini usianya sudah lebih dari 20 tahun. "Paling banyak berada di wilayah Jakarta Utara," katanya.
Djangga mengatakan, dalam waktu dekat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memberikan tambahan modal peremajaan pasar senilai Rp 1 triliun. "Itu untuk tambahan, kita kan juga punya dana sendiri. Yang terdekat akan diremajakan segera ya Pasar Senen. Kalau Pasar Rumput menunggu dari Kementerian Perumahan Rakyat yang akan mengintegrasikan dengan rusun," ungkapnya.
Untuk pasar-pasar yang belum bisa diremajakan, kata Djangga, pihaknya telah
berkoordinasi dengan instasi terkait untuk meminimalisir terjadi kebakaran. "Kita selalu aktif kerja sama dengan Dinas Damkar dan PB, sering latihan bareng. Alat pemadam api ringan (Apar) juga disiagakan di pasar-pasar, karena banyak hidran yang tidak berfungsi," ungkapnya.