Sabtu, 19 April 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Erikyanri Maulana 5599
(Foto: doc)
Sampah hingga ini masih menjadi salah satu permasalahan di ibu kota yang belum tertangani dengan baik. Terlebih, dalam satu hari, produksi sampah kota Jakarta bisa mencapai 6.500 ton. Untuk itu, berbagai upaya penanganan sampah pun terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta guna mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Wiriyatmoko mengungkapkan, saat ini, pihaknya tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan asal Belanda untuk mengatasi sampah di Jakarta. Adapun salah satu syarat yang diminta perusahaan asal negeri kincir angin itu, Pemprov DKI mampu menyuplai sampah sebanyak 2.000 ton per hari. "Mereka minta jaminan kita bisa kasih sampah 2.000 ton per harinya," ujar Moko, sapaan akrabnya, Sabtu (19/4).
Untuk itu, kata Moko, saat ini Dinas Kebersihan DKI Jakarta tengah mengkaji memorandum of understanding (MoU) mengenai kerjasama ini. Pihaknya berharap dalam waktu dekat kerjasama ini bisa direalisasikan karena bisa mengurangi beban sampah di Jakarta.
Dikatakan Moko, kerjasama ini juga bisa mengurangi tiping fee yang dibayarkan Pemprov DKI Jakarta kepada pihak ketiga di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi. Saat ini, perusahaan asal Belanda tersebut telah memiliki lahan seluas 10 hektare di kawasan Cakung, Jakarta Utara. "Mereka memproduksi bahan bangunan dari sampah," katanya.
Nantinya, hasil bahan bangunan akan menjadi hak perusahan tersebut. Pemprov DKI Jakarta hanya menyuplai sampah, termasuk juga pengangkutannya. Saat ini, camat dan lurah sedang diminta untuk identifikasi tonase sampah di wilayah masing-masing.
"Sampah menurut saya bukan mustahil untuk menjadi sesuatu yang menguntungkan. Seperti ini, sampah bisa jadi bahan bangunan. Kemudian yang sampah organik bisa jadi pupuk," tandas Moko.