Minggu, 19 April 2015 Reporter: Folmer Editor: Agustian Anas 4786
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menyatakan komitmennya untuk melestarikan budaya Betawi. Pria yang beken disapa Ahok itu mengatakan, akan membeli ratusan hektare lahan di kawasan Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Pembelian lahan untuk pelestarian budaya Betawi serta menambah ruang terbuka hijau (RTH).
"Ini kan sudah diperdakan 289 hektare. Kita mungkin baru kuasai 30 hektare, sama danau 60 hektare. Saya sudah kirim BBM Kepala Dinas Pariwisata, Walikota Jakarta Selatan, sama Kepala UPT-nya, kita harus beli lahan," kata Basuki, usai acara pagelaran kesenian Betawi di Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jakarta Selatan, Minggu (19/4) siang.
Basuki menghendaki pelestarian budaya tidak sekadar terfokus pada pembangunan fisik semata, tetapi perlu ada kombinasi dengan tersedianya tempat bagi kelestarian budaya Betawi di sana. "Saya katakan harusnya jangan fokus di pembangunan gedung, kita fokus bebaskan lahan. Tidak mungkin sanggar budaya bisa hidup di Jakarta, kalau Anda tidak menyediakan tempat. Jadi kalau sudah tersedia lahan seluas ini, tinggal kita mengembalikan budaya Betawi di kawasan Setu Babakan," ujarnya.
Selain itu, Basuki juga menginginkan sejumlah pohon langka asli Jakarta misalnya, pohon Semanggi dan Menteng ditanam di lahan yang telah dibebaskan oleh Pemprov DKI. Selain itu, budaya Betawi yang identik dengan mengaji dan pencak silat atau bela diri juga dikembangkan kembali. Sehingga, masyarakat akan ramai berdatangan untuk melihat dan merasakan bagaimana hidup di budaya asli Jakarta yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan.
"Makanya kita mesti dorong, ini betul-betul jadi pusat budaya Betawi. Jadi kalau mau tahu budaya Betawi dulu seperti apa, pohonnya seperti apa ya di sini. Selain jadi tempat wisata, jadi tempat resapan air," ucapnya.
Ia menambahkan, selain dapat melestarikan budaya Betawi, nantinya lahan di sekitar Setu Babakan dapat diperuntukkan bagi ruang terbuka hijau (RTH). "Jadi kuncinya beli tanah saja, bila perlu habiskan Rp 1 triliun sampai Rp 2 triliun tiap tahun untuk beli tanah saja," ungkap
nya.