Selasa, 24 Maret 2015 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Dunih 3147
(Foto: TP Moan Simanjuntak)
Sebanyak 30 lebih bangunan liar di sepanjang Jalan Keutamaan dan Kebahagian, Kelurahan Krukut, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, dibongkar petugas. Penertiban dilakukan karena selama ini lahan ditempati para pedagang, dan nantinya akan dikembalikan fungsinya menjadi taman. Dengan dibongkarnya bangunan tersebut, juga akan memudahkan petugas untuk melakukan normalisasi saluran.
Lurah Krukut, Edi Hasan mengatakan, penertiban bangunan liar yang umumnya dijadikan sebagai warung itu dilakukan karena keberadaannya sudah membuat kawasan tersebut jadi kumuh. Selain itu, keberadaan lapak para pedagang juga berdiri di jalur taman. Akibatnya, menyulitkan petugas untuk melakukan normalisasi saluran mengingat kawasan tersebut rawan tergenang air saat musim hujan.
“Keberadaan bangunan liar tersebut sudah cukup lama dan membuat kawasan tersebut jadi tampak kumuh, serta menyulitkan petugas untuk melakukan normalisasi saluran. Untuk itu agar tertib dan indah, maka kami bongkar,” ujar Edi, Selasa (24/3).
Sebelum melakukan pembongkaran yang dilakukan sekitar 25 petugas Satpol PP, pihaknya sudah terlebih dahulu melakukan sosialisasi pada pemilik warung agar segera membongkar sendiri bangunannya. Namun, karena tetap membandel akhirnya dibongkar paksa petugas.
“Sebelumnya juga sudah ada pemilik lapak yang membongkar sendiri lapaknya. Pembongkaran berjalan kondusif,” ucap Edi.
Pasca pembongkaran, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak kecamatan, Sudin Bina Marga, Sudin PU Tata Air dan Sudin Pertamanan dan Pemakaman untuk segera melakukan pengerukan saluran dan memperbaiki jalan pada dua titik tersebut yang banyak mengalami kerusakan.
“Untuk Sudin Pertamanan dan Pemakaman kami meminta agar segera dilakukan penataan, dibuat taman hingga kawasan tersebut jadi indah dan asri,” kata Edi.
Suryani (42) pemilik warung nasi yang dibongkar menuturkan, dirinya sudah berdagang di Jalan Kebahagian selama lima tahun. Dia menempati lahan tersebut karena saat itu kosong dan lokasinya strategis.
“Saya sih iklas saja, karena memang sudah diberitahu oleh pihak kelurahan. Saya sadar kalau tempat saya berjualan salah, berada di jalur taman,” tandas Suryani.