Senin, 18 Mei 2020 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Andry 4925
(Foto: TP Moan Simanjuntak)
Pencak silat dan agama merupakan dua elemen penting yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Betawi pada zaman dahulu. Budaya inilah yang hingga kini masih terus dipertahankan Sanggar Bojong Rangkong Putra Betawi (SBRPB).
Di sanggar yang bermarkas di Jalan Malaka Baru II, RT 07/11, Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur, para anak didiknya tak hanya diajarkan pencak silat, tapi juga ilmu agama seperti salat dan mengaji.
"Orang Betawi sangat lekat dengan ilmu agama dan silat. Jadi selain jago silat, harus pintar ilmu agama juga," ujar Ari (45), Pimpinan Sanggar Bojong Rangkong Putra Betawi kepada Beritajakarta.id, Senin (18/5).
Ari menuturkan, sampai saat ini sanggar bentukannya yang didirikan sejak 2018 lalu terus berupaya mempertahankan budaya silat dan mengaji agar tidak punah ditelan zaman. Adapun silat yang diajarkan di sanggarnya sendiri
beraliran Cingkrik dengan jumlah murid 35 orang dan aktif berlatih setiap Sabtu dari pukul 20.00-22.00."Murid-murid di sini juga diwajibkan belajar mengaji. Tujuannya agar pertumbuhan jiwa dan fisik mereka berimbang," katanya.
Ia berharap, dengan banyaknya murid yang bergabung di sanggar ini, budaya silat dan mengaji dapat terus diwariskan secara turun-temurun. Sehingga generasi muda ke depannya bisa memiliki mental yang tangguh dan kuat dengan landasan ilmu agama.
"Budaya ini tidak boleh punah dan harus dilestarikan. llmu silat itu akan semakin lengkap dengan mempelajari ilmu agama sebagai pondasi kita," tandasnya.