Jumat, 13 Maret 2020 Reporter: Rezki Apriliya Iskandar Editor: Budhy Tristanto 11239
(Foto: Reza Hapiz)
Pesatnya jumlah pasien positif terinfeksi COVID-19 di Indonesia, membuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tak tinggal diam. Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan, Pemprov DKI Jakarta terus berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menangani perkembangan virus ini, salah satunya dengan mengajukan laboratorium uji tidak terpusat sebagai laboratorium pendamping pemeriksaan COVID-19.
"Kami di Jakarta memiliki Labkesda DKI Jakarta. Itu statusnya BSL 2+. BSL 2+ itu artinya Bio Safety Level-nya dua plus. Bukan Bio Security, ini Bio Safety Level, dan ini bisa menjadi laboratarium pendamping," ungkap Anies dalam keterangan pers harian seputar COVID-19 di Balairung, Balai Kota DKI Jakarta, seperti dikutip dari siaran pers PPID Pemprov DKI Jakarta, Jumat (13/3).
Anies menyampaikan tujuan pengajuan laboratorium uji ini agar proses pengujian dan langkah-langkah selanjutnya dapat dilakukan lebih cepat. Sebab, bila pengujian memerlukan waktu yang lama, dalam masa itu pula pribadi-pribadi ini sudah berinteraksi dengan begitu banyak orang sehingga penyebaran bisa saja terjadi.
"Begitu ada pribadi-pribadi yang harus diuji, kita bisa langsung uji, kita bisa langsung mendapatkan hasilnya karena dalam satu hari bisa selesai. Kemudian kita bisa langsung bisa mendeteksi di mana saja mereka, lalu langkah-langkah pengisolasian atau pembatasan pergerakan itu bisa kita kerjakan. Ketika konfirmasi positif hadir, dia sudah terlanjur berinteraksi dengan begitu banyak orang. Karena itu, kecepatan melakukan pengajuan penting," jelas Anies.
Anies juga menekankan pentingnya transparansi terkait sebaran virus ini. Menurut Anies, Pemprov DKI Jakarta perlu mengetahui siapa saja dan di mana saja sebaran virus tersebut, sehingga dapat langsung melakukan tracing. Termasuk beberapa hari sebelumnya orang yang terjangkit tersebut berkegiatan di mana saja dengan siapa saja.
"Pelajaran penting buat Indonesia, buat Jakarta. Karena Malaysia transparan, maka kita mengetahui adanya orang yang positif di Malaysia, waktu itu warga negara Jepang. Dari situ kemudian diketahui dia dari Indonesia. Berinteraksi dengan orang Indonesia. Dari situ kita bisa melakukan tracing. Bila di Malaysia ditutup-tutupi, kita tidak tahu, maka kita tidak bisa mendeteksi ini semua. Karena itu, penting sekali untuk segera bisa dilakukan dan kami siap," pungkasnya.
Perlu diketahui, kasus COVID-19 kini telah menyebar ke berbagai tempat. Dibutuhkan kecepatan untuk menanganinya dan sudah menjadi kewajiban seluruh pihak untuk turut menangani sebaran ini. Pemprov DKI Jakarta mengimbau seluruh warga untuk bersama menangani COVID-19.
Informasi terkini seputar COVID-19 di Jakarta dapat diakses masyarakat melalui situs
corona.jakarta.go.id.