Sabtu, 24 Januari 2015 Reporter: Jhon Syah Putra Kaban Editor: Dunih 4002
(Foto: doc)
Wilayah Jakarta Pusat masih membutuhkan banyak Stasiun Bahan Bakar Gas (SPBG). Sebab, selain untuk meminimalisir polusi udara, penambahan SPBG juga untuk mengatasi antrean bajaj saat mengisi Bahan Bakar Gas (BBG) di mobile refueling unit (MRU) yang berada di Taman Monas, Gambir.
Antrean panjang bajaj hingga 1.000 unit biasa terjadi setiap harinya di tempat tersebut yang merupakan tempat satu-satunya pengisian BBG di Jakarta Pusat.
Ali Hasan (35) pengemudi bajaj berharap, pemerintah agar memperbanyak tempat pengisian BBG. Mengingat untuk sekali pengisian saja ia harus antre hingga 2 jam. Padahal, sehari ia bisa dua kali isi BBG di tempat tersebut.
"Setiap hari untuk mengisi BBG saja makan waktu 4 jam, Kalau bisa ditambah tempat pengisiannya, jadi lebih produktif juga," ujarnya, (24/1).
Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI, M Haris Pindratno mengatakan, untuk penambahan SPBG di Jakarta Pusat sudah sangat sulit, karena minimnya lahan, dan harganya sangat mahal. Sehingga belum ada investor yang tertarik membangun.
"Langkah cepat saat ini memang hanya dengan penambahan MRU saja. Kalau mau bangun SPBG investor juga masih pikir-pikir untung ruginya," jelasnya.
Menurut Haris, rencananya di Jakarta Pusat sendiri penambahan MRU akan ditempatkan di Lapangan Banteng, Gambir. Penambahan MRU menurutnya lebih memungkinkan dilakukan saat ini mengingat pengguna terbanyak BBG saat ini adalah bajaj biru.
"Tahun 2015 ini Pertamina sebenarnya sudah punya komitmen 49 SPBU di Jakarta akan dibangunkan mesin pengisian BBG," terangnya.
Sedangkan untuk penambahan SPBG sendiri saat ini sudah dilakukan di 4 lokasi yaitu di Pluit, Ancol, Terminal Kampung Rambutan dan Taman Hek, Kramat Jati. Empat tempat pengisian bahan bakar gas ini rencananya akan rampung pada Juni mendatang.