Permintaan BBG Naik, Jakpus Bangun SPBG

Sabtu, 20 Desember 2014 Reporter: Jhon Syah Putra Kaban Editor: Widodo Bogiarto 6891

Minim Investor, Penambahan SPBG di Jakarta Terkendala‎

(Foto: doc)

Suku Dinas Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat berencana membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) di sejumlah lokasi. Hal ini dilakukan menyusul meningkatnya permintaan bahan bakar gas (BBG).

Cara kedua kita terapkan melalui MRU, seperti di Monas. Jadi bisa berpindah kemana saja. Kalau satu lokasi kurang menguntungkan bisa bergeser ke lokasi lainnya

Apalagi saat ini di Jakarta Pusat baru terdapat satu mobile refeuling unit (MRU) yang berada di Taman Monas, Gambir. Tercatat, sedikitnya 1.000 unit bajaj yang mengisi BBG di lokasi ini per hari.

Kepala Seksi Energi Suku Dinas  Perindustrian dan Energi Jakarta Pusat, Bungaran Purba mengatakan, salah satu kendala untuk membangun SPBG adalah minimnya ketersediaan lahan. Untuk itu, pihaknya akan menggunakan dua konsep pengisian BBG.

"Yang pertama kita sedang petakan pipa gas yang ada di Jakarta Pusat dan ke SPBU mana yang terdekat, sehingga di sana bisa dibangun pengisiannya," kata Bungaran, Sabtu (20/12).

Menurut Bungaran, konsep ini akan mempermudah pengusaha SPBU dalam membuat tempat pengisian gas. Sebab jika mereka mendatangkan gas melalui kendaraan, maka biaya operasionalnya sangat tinggi. Hal ini karena BBG berbeda dengan BBM, lantaran gas harus dikompres dengan tekanan tinggi ke tabung pengisian dan membutuhkan biaya mahal.

"Cara kedua kita terapkan melalui MRU, seperti di Monas. Jadi bisa berpindah kemana saja. Kalau satu lokasi kurang menguntungkan bisa bergeser ke lokasi lainnya," terang Bungaran.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI, M Haris Pindratno mengatakan, selain kesulitan mendapatkan lahan, pihaknya juga kesulitan mencari investor yang berminat untuk berbisnis gas di ibu kota.

"Mungkin karena harganya yang ada di pasaran tidak kompetitif seperti harga BBM. Sementara, investasi di bisnis gas membutuhkan modal yang sangat besar," kata Haris.

Saat ini harga BBG di pasaran sebesar Rp 3.100 per liter setara premium (lsp). Harga tersebut sulit diterima investor karena tidak bisa menutupi biaya investasi awal. Sedangkan biaya investasi awal untuk satu unit SPBG antara Rp 16-20 miliar.

"Untuk biaya investasi sebesar itu, harga ekonomis yang bisa diterima investor adalah Rp 4.500 per liter. Tetapi dengan harga Rp 3.100 yang berlaku di masyarakat, ya investor mikir lah. Mau kapan balik modalnya," ungkap Haris.

Salah satu solusi untuk meningkatkan minat investor mau membangun SPBG, adalah dengan menaikkan harga jual gas. Tetapi usulan menaikkan harga gas kepada pemerintah pusat bukan suatu hal yang mudah.

BERITA TERKAIT
Minim Investor, Penambahan SPBG di Jakarta Terkendala‎

Minim Investor, Penambahan SPBG Terkendala‎

Jumat, 12 Desember 2014 4059

Sempat Tutup, SPBG Monas Buka Kembali

SPBG Monas Kembali Beroperasi

Kamis, 13 November 2014 6783

DKI Akan Bangun 50 SPBG Baru

DKI Akan Bangun 50 SPBG Baru

Rabu, 08 Oktober 2014 6547

Jokowi Ingin DKI Jadi Contoh Penerapan BBG

Jokowi Ingin DKI Jadi Contoh Penerapan BBG

Senin, 18 Agustus 2014 4185

Pemprov DKI - PGN Jajaki Kerja sama

SPBG Mobile Akan Layani Kebutuhan Gas Warga DKI

Rabu, 16 Juli 2014 5710

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 469005

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307716

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 284332

Siswa di Jakut Tebarkan Optimistis Sintas COVID 19 Melalui Puisi

Siswa di Jakut Tebar Optimistis di Tengah COVID- 19 Melalui Puisi

Rabu, 15 April 2020 260943

Basuki akan Bongkar Reklamasi PT KCN

Basuki akan Bongkar Reklamasi PT KCN

Jumat, 15 April 2016 196579

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks