Kamis, 04 Desember 2014 Reporter: Lopi Kasim Editor: Erikyanri Maulana 8359
(Foto: doc)
Sebagian pedagang batu hias (batu akik) yang selama ini berdagang di Pasar Rawa Bening akan dipindahkan ke Pasar Cikini Gold Center, Cikini, Jakarta Pusat. Pemindahan dilakukan untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap batu cincin yang digandrungi masyarakat berbagai lapisan.
Dirut PD Pasar Jaya, Djangga Lubis, mengatakan, saat ini penggemar batu cincin bukan hanya dari kalangan orangtua saja, tapi juga sudah mewabah di kalangan anak muda. Hal tersebut berimbas pada meningkatnya penjualan. Menurutnya, Pasar Rawa Bening sudah terlalu padat, sehingga mengurangi kenyamanan. "Kita akan memindahkan sebagian pedagang batu dari Pasar Rawa Bening ke Cikini Gold Center," ujar Djangga,
Kamis (4/12).Pihaknya, kata Djangga, berharap pemindahan sebagian pedagang tersebut akan ikut meramaikan Pasar Cikini Gold Center. Meskipun tampilan Pasar Cikini Gold Center seperti mal mewah, namun tidak menghilangkan ciri pasar tradisional. Di pasar tersebut juga terjadi proses tawar menawar.
Nantinya, lanjut Djangga, seluruh pasar tradisional akan seperti Pasar Cikini Gold Center, seperti yang sudah direnovasi di kawasan Mayestik, Blok M Square. "Kita pertahankan proses tawar menawar, karena hal tersebut adalah ruh dari pasar tradisional," ucapnya.
Pelaksana Tugas Walikota Jakarta Pusat, Rustam Efendi, mengatakan, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap keberadaan Pasar Cikini Gold Center, pihaknya akan mengusulkan kawasan ini untuk menjadi destinasi wisata kepada Dinas Pariwisata. Sebab Jakarta merupakan kota jasa, tidak seperti Bandung, Bogor dan Bali yang mengandalkan alam untuk menarik perhatian wisatawan.
Wisatawan datang ke Jakarta, kata Rustam, salah satu tujuannya adalah berbelanja. Saat ini, di kawasan Menteng sudah ada Jalan Jaksa dan kawasan MH Thamrin yang telah menjadi tujuan wisata.
Di Menteng sendiri sudah ada Jalan Jaksa dan kawasan MH Thamrin yang menjadi tujuan wisata dan Cikini Gold Center menjadi salah satunya. "Namun yang harus diperhatikan adalah kreativitas dalam mengemas agar bisa menarik minat wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri," ujarnya.
Pihak Pasar Cikini Gold Center, sambung Rustam, harus bisa mengembalikan kejayaannya seperti pada tahun 1970-an, dimana saat itu banyak pejabat yang membeli emas di pasar tersebut. Selain itu, banyaknya pusat perbelanjaan, memaksa manajemen Cikini Gold Center untuk lebih kreatif agar bisa cepat dikenal. "Dengan kemegahan yang ada seharusnya Cikini Gold Center bisa lebih menggeliat," tuturnya.
Ikrar, salah satu pedagang Batu mengaku, menjual batu bukanlah hal yang utama namun lebih mengedepankan proses edukasi kepada pengunjung. Hal itu agar kekayaan Indonesia bisa sampai ke seluruh lapisan masyarakat. Menurutnya, saat ini batu dari Indonesia banyak yang diklaim luar negeri.
"Kita tidak semata-mata menjual kemudian mendapatkan untung, tapi kita melakukan edukasi dengan tujuan melestarikan kekayaan alam Indonesia," katanya.