Jumat, 24 Oktober 2014 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Dunih 7938
(Foto: doc)
Angkutan publik di ibu kota belum sepenuhnya terintegrasi satu sama lain. Salah satunya Stasiun KA Pos Duri yang berada di Jl Kali Anyar, Kelurahan Duri Utara, Kecamaan Tambora, Jakarta Barat. Stasiun tersebut tidak terintegrasi langsung dengan halte Transjakarta Koridor 9 Cilili
tan-Pluit yang berlokasi di kawasan Jembatan Besi, Jl Latumeten, Grogol, Jakarta Barat.Jauhnya jarak stasiun dengan halte tersebut, cukup menyulitkan warga. Akibatnya, penumpang dari stasiun menuju halte maupun sebaliknya harus menggunakan bajaj ataupun ojek untuk bisa sampai ke titik tersebut.
Menyikapi kondisi tersebut, Kepala Humas Daerah Operasional I PT Kereta Api Indonesia (KAI), Agus Komarudin mengatakan, idealnya moda tranportasi memang harus terintegrasi. Namun, untuk permasalahan pembangunan stasiun baru di dekat halte Transjakarta Jembatan Besi sulit untuk dilakukan karena banyaknya ketentuan yang harus dilakukan.
Seperti penataan ulang persilangan lintasan KA, pemberhentian, infrastruktur, birokrasi berupa izin dari pemerintah pusat, Pemda, PT KAI dan lain sebagainya.
“Idealnya demi memudahkan masyarakat pengguna moda transportasi umum harus terintegrasi. Namun, keberadaan Stasiun Pos Duri sudah lebih dulu ada. Selain itu ditambah birokrasi, penataan yang panjang dan infrastruktur jadinya tidak mungkin untuk dibangun stasiun baru di dekat halte Transjakarta Jembatan Lima,” ujar Agus, Jumat (24/10).
Meskipun begitu, Agus mengakui, keberadaan Stasiun Pos Duri lokasinya tidak jauh dari jalan umum yang banyak dilintasi angkutan umum, seperti mikrolet, bajaj dan lain sebagainya.