Senin, 20 Oktober 2014 Reporter: Nurito Editor: Widodo Bogiarto 3248
(Foto: Rio Sandiputra)
Akibat belum cairnya anggaran dari APBD Perubahan 2014, program refungsi atau pengembalian fungsi tujuh saluran air yang tersebar di wilayah Jakarta Timur terancam gagal. Padahal refungsi saluran air tersebut sangat mendesak dikerjakan untuk meminimalisir dampak banjir jika musim hujan datang.
Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum (PU) Tata Air Jakarta Timur, Henry Dunant menjelaskan, tahun ini direncanakan ada 13 titik saluran air yang akan direfungsi. Sejauh ini ada enam titik yang sudah dikerjakan, sementara tujuh lainnya masih menunggu pencairan anggaran.
Menurut Henry, mengacu dari tahun lalu, biasanya anggaran dari APBD Perubahan sudah dapat digunakan pada pertengahan Oktober. Molornya pencairan tersebut tentu menjadi kendala serius. Pasalnya tujuh titik saluran air itu merupakan daerah langganan banjir.
"Surat penyediaan dana (SPD) untuk program refungsi saluran air hingga kini belum turun. Padahal tujuh titik saluran air yang akan direfungsi ini menjadi daerah langganan genangan setiap musim hujan,” ujar Henry, Senin (20/10).
Ketujuh titik saluran air itu diantaranya berlokasi di Jalan Kebon Nanas Selatan 1, Jalan Raya Hankam sisi Barat, saluran penghubung Jalan Pemuda sisi Selatan. Kemudian di Pasar Rebo, yakni refungsi saluran air Kali Mati, Jalan Kemang, Jalan Taruna/Palad dan Jalan Cipinang Kebembem.
"Dari rencana awal, harusnya minggu ini kami sudah menertibkan bangunan liar yang ada di tujuh saluran air itu," kata Henry.