Kamis, 11 September 2014 Reporter: Nurito Editor: Agustian Anas 5620
(Foto: doc)
Kenaikan harga elpiji ukuran 12 kilogram sebesar Rp 1.500 per kilogram atau Rp 18 ribu per tabung yang mulai berlaku, Rabu (10/9) kemarin, langsung berdampak pada merosotnya omset agen penjual elpiji.
Alrido (29), agen elpiji di kawasan Kanal Banjir Timur, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengaku sejak PT Pertamina mengumumkan kenaikan harga gas elpiji, omset penjualannya menurun 50 hingga 70 persen.
Sebelum ada kenaikan harga, kata Alrido, dalam sehari ia mampu menjual 80-100 tabung gas ukuran 12 kilogram. Namun saat ini dia hanya mampu menjual 10-15 tabung gas per hari.
“Sejak kemarin, omset kami menurun drastis karena permintaan pasar juga berkurang banyak,” ujar Alrido kepada beritajakarta.com, Kamis (11/9).
Ia menjual gas elpiji 12 kilogram kepada pengecer seharga Rp 120 ribu per tabung. Sebab, modal pembelian di tingkat distributor sudah di atas Rp 110 ribu per tabung.
Kasudin Perindustrian dan Energi Jakarta TImur, Tuti Kurnia, berjanji akan melakukan survei ke lapangan untuk mencegah adanya oknum nakal dengan menaikkan harga gas elpiji di luar ketentuan pemerintah.
“Kami akan cek ke lapangan untuk mencegah adanya pihak-pihak yang yang menaikkan harga di luar ketentuan. Namun sejauh ini, kami melihat para agen masih memasang harga lama," ujarnya.
Sejauh ini, kata Tuti, pasokan gas ukuran 12 kilogram masih normal. Begitu juga dengan
gas ukuran 3 kilogram.