Selasa, 09 September 2014 Reporter: Folmer Editor: Dunih 2927
(Foto: doc)
Denda sebesar Rp 500 ribu per hari untuk mobil yang parkir sembarangan, sepertinya akan diterapkan juga pada sepeda motor. Namun, sebelum menerapkan sanksi tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan menggodok aturannya terlebih dahulu.
"
Kita lagi terjemahkan perda ongkos derek dan lagi kita bikin sistem untuk bisa menderek motornya ," kata Basuki Tjahaja Purnama, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Selasa (9/9).Menurut Ahok, pihaknya juga saat ini tengah mempersiapkan alat derek untuk sepeda motor yang parkir sembarangan di badan jalan. Nantinya, alat tersebut bisa untuk menderek motor dalam jumlah banyak.
"Kita mau ciptain alatnya yang kayak buat parkir sepeda. Jadi ban depannya bisa dinaikin. Terus nanti ada 4-5 motor yang disangkutin lalu diderek," ujarnya.
Ia menegaskan, sanksi denda yang dikenakan untuk sepeda motor sebesar Rp 500 ribu per hari atau sama dengan denda mobil lebih menguntungkan. Bahkan, jika pemilik tidak kunjung mengurus pembayaran denda, maka dendanya pun bisa terus bertambah sesuai dengan kelipatan hari.
"Kita bisa lebih untung. Kalau satu motor Rp 500 ribu, sekali tarik 4-5 motor bisa dapat Rp 2 juta-Rp 2,5 juta. Lebih untung tarik motor kita, daripada mobil," tegasnya.
Namun, diakui Basuki, Pemprov DKI Jakarta belum dapat memastikan kapan aturan tersebut dapat diberlakukan di ibu kota. Tindakan ini dilakukan pihaknya agar warga jera memarkir kendaraannya secara sembarangan.
"Ya sekarang masih nakut-nakutin warga. Orang tua itu enggak ada yang mau bunuh anaknya. Pemerintah yang baik itu ya pasti ingin warganya hidup. Tapi, kalau terlalu bandel harus dijewer juga biar kapok. Jadi ini kita kasih gertakan dulu," ungkapnya.