Kamis, 04 September 2014 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Dunih 4587
(Foto: Jhon Syah Putra Kaban)
Target Ruang Terbuka Hijau (RTH) di ibu kota bukanlah pekerjaan mudah. Selain membutuhkan lahan yang luas, dana yang besar juga harus dianggarkan untuk kesuksesan program tersebut. Untuk di Jakarta Barat saja, tahun 2014 ini setidaknya membutuhkan anggaran sebesar Rp 20 miliar. Dana sebesar itu digunakan untuk 16 kegiatan perbaikan dan penataan RTH baik taman, jalur hijau dan Taman Pemakaman Umum (TPU).
Teknisnya selain mengganti sejumlah tanaman yang rusak, Sudin Pertamanan Jakarta Barat
juga akan memasang pagar jalur hijau yang rusak serta membuat bak tanaman untuk jalur hijau yang kerap terkena banjir, seperti di sepanjang jalur hijau di Jl Tubagus Angke.“Kami tetap optimis sisa waktu yang hanya sekitar tiga bulan dapat untuk menghijaukan kembali semua RTH, dan menyerap seluruh anggaran tersebut. Semua berkasnya sedang dalam tahap evaluasi di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa DKI Jakarta yang mudah-mudahan akhir bulan ini semuanya disetujui,” ujar Kadirun, Kasie Jalur Hijau Sudin Pertamanan Jakarta Barat, Kamis (4/9).
Kadirun menyebutkan, sekitar 200 taman yang ada menurutnya juga telah mengalami kerusakan. Ia mengakui jika sepanjang tahun ini belum melakukan penataan dan perbaikan. Sebab, biaya untuk penataan dan perbaikannya masih sedang dalam proses lelang di di (ULP) Barang dan Jasa DKI.
“Untuk jalur hijau yang hilang ada sekitar 20 persen dari total sekitar 100 jalur. Sebab, jalur hijau itu di dalamnya banyak dipengaruhi oleh sejumlah kepentingan, baik pelebaran jalan, normalisasi kali ataupun penerangan jalan umum,” jelasnya.
Kerusakan sejumlah jalur hijau di Jakarta Barat memang sudah cukup memprihatinkan seperti di sepanjang Jl Tubagus Angke, Grogol Petamburan, Jl Pedongkelan sisi kali Cengkareng Drain, Cengkareng, Jl Lingkar Luar Cengkareng, Jembatan Besi sisi Kali Kanal Banjir Barat (KBB), Jl Daan Mogot dan Jl Latumenten dari lampu merah Grogol sampai Jembatan Besi.
Rumput pada seluruh taman tersebut, yang awalnya tumbuh lebat dan hijau kini menjadi coklat akibat terbakar matahari. Begitu juga dengan pohon lindungnya juga banyak yang mati. Kemudian tanahnya juga terkelupas dan tak jarang ketika hujan seperti kubangan kerbau. Bahkan, beberapa jalur hijau seperti di Jl Daan Mogot beralih fungsi akibat peninggian dan pelebaran jalan.