Jumat, 22 Agustus 2014 Reporter: TP Moan Simanjuntak Editor: Erikyanri Maulana 4755
(Foto: doc)
Pemprov DKI Jakarta diminta lebih serius dalam penataan kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat. Salah satunya dengan menyusun detail tata ruang kawasan bersejarah Kota Tua.
"Sejauh ini belum terimplementasikan dengan jelas bagaimana menghidupkan dan menata Kota Tua. Padahal ini permatanya Jakarta," ujar Hendardji Soepandji, Ketua Dewan Pembina Forum Peduli Budaya Nusantara (FPBN) saat membuka Festival Seni Budaya Nusantara di Kota Tua, Jumat (22/8).
Dikatakan Hendardji, saat ini, Pemprov DKI baru sebatas mengatur benda mati yang ada di kawasan heritage Kota Tua. Sedangkan benda hidupnya seperti warga atau PKL di Kota Tua belum ditempatkan pada satu area khusus sehingga kawasan bersejarah ini terlihat seperti rusak dan kurang tertata.
"Bukannya kami anti PKL. Ini kawasan bagus, jadi sudah semestinya bersih lahir batin, bersih kawasannya, bersih juga masyarakatnya," katanya.
Ditambahkan Hendardji, penataan Kota Tua juga bukan hanya
tugas Pemprov DKI melainkan butuh bantuan seluruh pihak terkait seperti pemerintah pusat dan masyarakat.Sementara itu, acara yang digelar Festival Seni Budaya Nusantara Kota sendiri berlangsung sejak Kamis (21/8) dan akan berlangsung hingga Minggu (24/8) mendatang.
"Acara ini terbuka untuk umum dan berlangsung mulai pukul 09.00-22.00. Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati HUT ke-69 Kemerdekaan RI," kata Hedardji.
Festival yang dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Manparekraf), Marie Elka Pangestu menampilkan beberapa tradisi khas daerah seperti, Makan Bajamba yang merupakan tradisi khas Minangkabau, workshop membatik, Ketoprak Tarian Agung Raja Manggala dari Keraton Kesultanan Yogyakarta, peragaan busana tradisi Puro Pakualaman Yogyakarta dan tradisi minum teh tempo doeloe.