Kamis, 24 Juli 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Lopi Kasim 6438
(Foto: doc)
Alat pemeriksa uji KIR yang rusak sepertinya tidak hanya terjadi di Balai Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Kedaung Angke, Cengkareng, Jakarta Barat. Di Balai PKB Cilincing, Jakarta Utara, dua alat pemeriksa rem utama uji KIR kendaraan bermotor juga ternyata tidak berfungsi sehingga tidak bisa digunakan.
Di PKB Cakung, terdapat dua alat pemeriksa, yang pertama bermerek Kyasaka dari Korea Selatan dan alat kedua bermerk Cartec dari Jerman. Kerusakan di kedua alat tersebut terjadi di bagian motor silinder dan sensor utama alat yang konslet. Akibatnya, untuk melakukan pengujian rem terpaksa dilakukan secara manual.
Kepala Satuan Pelayanan Balai Pengujian Kendaraan Ciliincing, Jakarta Utara, Hengki Suhendar, mengatakan kerusakan pada alat pertama terjadi sejak sekitar setahun lalu. Sedangkan alat kedua terjadi Selasa (22/7) lalu. "Alat yang dari Korea itu rusak bagian motor silindernya. Kalau yang dari Jerman sensor utama mengalami konslet," ujarnya, Kamis (24/7).
Alat pemeriksa rem merupakan alat berupa tiga silinder baja sepanjang satu meter yang letaknya menyatu dengan lantai. Kendaraan yang diuji diminta meletakkan sumbu depan (roda bagian depan) tepat di atas silinder. Nantinya silinder akan diputar oleh motor dan pengendara diminta menginjak rem. Apabila kondisi rem kendaraan masih bagus, silinder yang berputar akan berhenti.
Kerusakan tersebut mengakibatkan pengujian terhadap pengereman kendaraan dilakukan secara manual. Dari yang seharusnya dilakukan dengan mesin kini uji pengereman dilakukan secara manual. Yakni, petugas mengendarai kendaraan kemudian melakukan pengereman untuk mengujinya.
"Dalam kecepatan tertentu apabila remnya tidak pakem, silindernya pasti masih berputar. Untuk memeriksa kadar pakemnya sensor alat lah yang memeriksa," katanya.
Diakui Hengky, dibanding menggunakan alat, ada penurunan akurasi pengujian sekitar 5 persen. Namun pengujian yang dilakukan cukup memadai untuk mengukur tingkat pengereman kendaraan.
"Kita bisa melihat dari jejak ban kendaraan bila rem nya tidak berfungsi baik. Kita sudah meminta bagian pengadaan untuk memperbaiki, tapi mungkin akan diperbaiki setelah lebaran nanti," tuturnya.
Hengky sendiri berharap agar alat tersebut dapat segera diperbaiki. Sebab, bila mendekati lebaran berkisar antara 15-16, pada hari biasa di PKB Cilincing ada sekitar 80-110 kendaraan yang diuji.