Kamis, 26 Juni 2014 Reporter: Folmer Editor: Dunih 6244
(Foto: doc)
Pembangunan transportasi massal berbasis rel kini menjadi pilihan Pemprov DKI dalam upaya meminimalisir kemacetan di ibu kota. Selain membuat
Mass Rapid Transit (MRT) yang tengah digarap pembangunannya, tahun depan Pemprov DKI Jakarta juga akan menambah moda transportasi rel dengan membangun Light Rapid Transit (LRT). Transportasi massal berbasis rel ini dinilai paling tepat di tengah makin terbatasnya lahan di Jakarta."Harus berbasis rel kereta, ini terutama untuk kereta api dan MRT," kata Basuki Tjahaja Purnama, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta yang ditemui di salah satu hotel di Jakarta Pusat, Kamis (26/6).
Ia mengatakan, pihaknya juga sedang memikirkan membangun LRT untuk menghubungkan jalur-jalur kecil di lingkar dalam Jakarta. Transportasi ini juga akan terintegrasi dengan sejumlah fasilitas umum seperti bandara, tempat wisata, mal dan perkantoran. "Tahun ini begitu duit oke, tahun depan langsung jalan," tegasnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini memperkirakan pembangunan LRT akan menelan anggaran sekitar Rp 50-60 triliun. Jumlah tersebut dinilai tidak masalah, karena nantinya LRT akan menjangkau sejumlah tujuan yang diinginkan warga Jakarta, termasuk kawasan properti.
"Saya kira jumlah itu gak masalah, kalau bisa bikin semua properti dibangun terintegrasi," ungkapnya.
Ia menambahkan, sarana transportasi massal ini juga akan terintegrasi dengan tempat parkir kendaraan. Sehingga nantinya pengendara motor dan mobil bisa parkir di tempat tersebut, karena lahan parkirnya memadai.
"Kami juga akan membeli tanah atau gudang yang dekat dengan stasiun untuk park and ride plus taman serta untuk pedagang kaki lima (PKL). Jadi kalau ada PKL bisa di situ jualan makanan, jualan macam-macam, itu yang mau kita lakukan," tambahnya.