Kamis, 05 Juni 2014 Reporter: Ari Cleofatra Fernandea Editor: Dunih 5264
(Foto: doc)
Proyek monorel di ibu kota yang hingga kini belum dimulai pembangunannya sepertinya akan mendapatkan saingan baru bernama Light Rapid Transit (LRT). Bahkan, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku telah mendapatkan saran untuk segera mengganti proyek tersebut dengan LRT saat ia melakukan pertemuan dengan pihak PT MRT (Mass Rapid Transit) dan PT Pembangunan Jaya.
Basuki mengatakan, pada awalnya pertemuan tersebut ingin membahas dan mengkaji rencana pembangunan proyek monorel di DKI Jakarta bersama PT MRT dan PT pembangunan Jaya. Namun, dalam pertemuan yang juga dihadiri pihak pengelola gedung tersebut, justru menyarankan agar Basuki mengganti wacana pembangunan monorel dengan sistem moda transportasi LRT.
"Pertemuan tersebut ditujukan untuk membahas wacana pembangunan jalur monorel di seluruh Jakarta. Tapi pihak pengelola gedung malah mengusulkan untuk mengganti monorel dengan LRT yang saat ini digunakan Kuala Lumpur," ucap Basuki di Balaikota, Kamis (6/6).
Usulan pengelola tersebut pun langsung ditanggapi olehnya. Ia juga meminta langsung kepada pengelola terkait untuk mengkalkulasikan dana pembangunannya. Ahok, sapaan akrab Basuki, mempunyai ketertarikan untuk menindaklanjuti wacana pembangunan moda transportasi LRT tersebut dengan syarat diberikan hak atas udara untuk pembangunan properti di ruang publik.
Rencana pembangunan moda transportasi kereta dengan daya angkut lebih kecil dari kereta pada umumnya itu pun akan dilakukan dengan menggunakan dana yang berasal dari pihak swasta.
"Saya minta PT MRT dan Pembangunan Jaya mulai hitung. Kita sudah ketemu pihak swasta. Jadi kita kasih mereka hak udara, nanti mereka kasih uang buat pembangunannya," ungkap mantan Bupati Belitung Timur itu.
Instruksi untuk segera mengkalkulasi rincian dana pembangunan dalam bussiness plan-nya lantaran Ahok menilai jenis moda transportasi itu lebih ekonomis dan fleksibel. Sebab, menurutnya, moda transportasi ini mempunyai beberapa keunggulan yang tidak dipunyai monorel seperti daya fleksibilitas saat bermanuver dan dapat berhenti pada rute-rute pendek.
Ahok berharap, jika nanti rencana pembangunan LRT ini bisa dilaksanakan, ia berencana akan menghubungkannya dengan sektor perumahan, pusat perkantoran, perbelanjaan dan bandara.
Sementara untuk tarif angkutan itu sendiri, ia mengatakan setiap penumpang nantinya akan dikenakan biaya perjalanan sebesar Rp 20 ribu per hari. Sedangkan untuk berlangganan penumpang akan dikenakan tarif sebesar Rp 500 ribu per bulan.