Senin, 30 Mei 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Budhi Firmansyah Surapati 2674
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku masih melakukan kajian pengganti kebijakan penghapusan 3 in 1. Dari hasil kajian awal, ada dua opsi kebijakan yang sedang dimatangkan, yakni ganjil genap dan sistem satu arah (SSA).
"Solusi jangka pendek, ya itu tadi kami sudah studi soal ganjil genap atau sistem satu arah. Tapi itu juga belum selesai kajiannya," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (30/5).
Basuki mengatakan kemacetan tetap akan terjadi meski kebijakan 3 in 1 tidak dihapuskan. Hal tersebut lantaran jumlah kendaraan terus bertambah, sementara rasio jalan tidak bertambah.
"Kalau dibiang macet waktu masih ada 3 in 1 juga macet. Kamu liat saja jam macet juga masih gitu kok. Tiap hari tambah mobil, jalan nggak nambah ya pasti macet," ujarnya.
Untuk solusi jangka panjang, harus diterapkan sistem Electronic Road Pricing (ERP). Namun sistem tersebut baru bisa diterapkan pada tahun depan.
"Memang ada penambahan kendaraan, betul. Makanya satu-satunya solusi ya pembatasan kendaraan, ya ERP tapi mesti tunggu, realisasi tahun depan," ucapnya.
Sementara waktu, Basuki meminta pengandara mencari jalan alternatif agar tidak terjebak kemacetan.