Daging Ayam dan Ikan di Jaksel Bebas Formalin

Rabu, 25 Juni 2014 Reporter: Rio Sandiputra Editor: Agustian Anas 9405

ujar Nurhasan Masud, Kepala Seksi Pengawasan dan Penertiban Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jaka

(Foto: doc)

Warga Jakarta Selatan tidak perlu khawatir mengonsumsi daging ayam yang dijual di pasar tradisional di wilayah tersebut. Sebab, Suku Dinas Pertenakan dan Perikanan setempat menjamin daging ayam yang beredar di sejumlah pasar di wilayah itu bebas dari bahan berbahaya seperti formalin.

Ada 6 pasar yang sudah kita razia, yakni Kebayoran Lama, Santa, Mayestik, Blok A, Pondok Labu, dan Cipete. Semua sampel daging ayam dan ikan yang kita periksa tidak ada yang mengandung formalin

Dari razia yang dilakukan di enam pasar tradisional di wilayah itu menjelang bulan Ramadhan, tidak ditemukan adanya daging ayam dan ikan yang mengandung formalin. "Ada 6 pasar yang sudah kita razia, yakni Kebayoran Lama, Santa, Mayestik, Blok A, Pondok Labu, dan Cipete. Semua sampel daging ayam dan ikan yang kita periksa tidak ada yang mengandung formalin," ujar Nurhasan Masud, Kepala Seksi Pengawasan dan Penertiban Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Rabu (25/6).

Menurut Nurhasan, pihaknya telah memberikan sosialisasi terhadap bahaya penggunaan formalin pada daging ayam dan ikan kepada pedagang. Sehingga saat ini, sebagian besar pedagang sudah sangat mengerti. "Sebagian pedagang sudah mengerti dan berjanji tidak akan menjual daging dan ikan berformalin," katanya.

Namun begitu, kata Nurhasan, masyarakat diminta tetap waspada saat membeli daging ayam dan ikan di pasar. Warga, lanjut Nurhasan, juga harus mengetahui ciri-ciri  daging dan ikan yang tidak mengandung formalin. Dia menjelaskan, untuk ikan segar pilih yang bola matanya cembung dan cemerlang, lalu saat insang dibuka itu berwarna merah tua. "Untuk udang, pilih bentuk tubuh yang masih utuh, bau segar, warnanya bercahaya. Sementara cumi kemerah-merahan di sekitar mata, dan teksturnya kenyal," jelasnya.

Untuk daging ayam, lanjut Nurhasan, harus terlihat bersih dan lapisan luar kering. "Warna daging dan lemak kekuning-kuningan, serta lemak di bawah kulit itu rata semua tidak menggumpal. Dari bau segar, tidak amis, dan tidak asam. Tekstur kenyal, dan jika ditekan dengan jari akan kembali seperti semula," ungkapnya.

Dengan mengenali daging ayam dan ikan yang segar serta tidak berformali tersebut, Nurhasan berharap konsumen akan mendapatkan makanan sehat. Bukan hanya itu, secara otomatis pedagang nakal juga akan berkurang. "Kalau masyarakat tahu tidak segar dan berformalin, tentu tidak akan jadi beli. Otomatis mereka akan bangkrut," tandasnya.

BERITA TERKAIT
6.319 Ekor Unggas Warga Diamankan

6.319 Ekor Unggas Warga di Jaksel Diamankan

Sabtu, 31 Mei 2014 5713

Harga Sembako Naik

Jelang Puasa, Harga Pangan Masih Stabil

Jumat, 20 Juni 2014 3883

stok daging jakarta

Stok Daging di DKI Masih Aman

Jumat, 20 Juni 2014 4701

daging ayam mahal jelang puasa

Jelang Puasa, Harga Ayam Potong Meningkat

Selasa, 17 Juni 2014 4563

BERITA POPULER
Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusunawa Marunda

Pemkot Jakut Bantu Perketat Pengawasan Rusun Marunda

Jumat, 21 Juni 2024 468506

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Dishub Gandeng Waze Luncurkan Fitur Navigasi Ganjil Genap

Kamis, 19 Oktober 2017 307241

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

90 Sanggar Betawi Belum Punya Badan Hukum

Jumat, 10 Juli 2015 285054

 Libur Natal, 36.871 Pengunjung Padati TMII

TMII Dipadati Pengunjung

Jumat, 25 Desember 2015 283952

 4500 Warga Ramaikan Karnaval KBT

Karnaval KBT Dipadati Ribuan Warga

Minggu, 30 Agustus 2015 282631

Bagikan ke :
BANG JAKI +indeks
POTRET JAKARTA +indeks
VIDEO +indeks