Selasa, 03 Mei 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Rio Sandiputra 24767
(Foto: Istimewa)
Sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur (KBT) sangat bermanfaat untuk mengurangi banjir di Jakarta. Sebab sodetan tersebut berfungsi untuk membagi beban air dari Sungai Ciliwung ke KBT.
Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta, Teguh Hendarwan mengatakan, saat musim hujan, biasanya debit air Sungai Ciliwung akan meningkat. Sementara di KBT debit airnya tidak terlalu banyak.
"Fungsi sodetan itu untuk membagi air ke KBT, mengurangi air dari Sungai Ciliwung ke KBT. Jadi beban air bisa terbagi rata," kata Teguh, saat dihubungi (3/5).
Sodetan tersebut akan mengalirkan air dari Kali Ciliwung sebanyak 60 meter kubik per detik ke Kanal Banjir Timur. Dengan kapasitas tersebut, 10 persen beban aliran air Ciliwung dapat dikurangi.
Menurut Teguh, saat ini pekerjaan sodetan masih berlangsung disisi Kali Cipinang, meski masih ada proses hukum yang dilalui. Pembangunan dikerjakan oleh pemerintah pusat yakni Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Pembangunan oleh BBWSCC, kami hanya pembebasan lahan. Kami sempat kalah di PTUN, tapi sedang mengajukan kasasi untuk upaya hukumnya," ucapnya.
Teguh menambahkan, seharusnya pembangunan bisa tetap dikerjakan. Karena sodetan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam mengatasi banjir. "Pemerintah nggak bisa mundur. Putusan PTUN tidak bisa membatalkan, karena ini untuk kepentingan umum," ujarnya.
Sodetan ini menyambungkan aliran Sungai Ciliwung ke KBT sepanjang 1,27 kilometer. Ada dua hektare lahan yang masih harus dibebaskan di kawasan Bidara Cina dan Jalan Otista di Jakarta Timur. Pembebasan ini dipergunakan untuk pintu air masuk dan keluar aliran sungai.