Rabu, 02 Maret 2016 Reporter: Jhon Syah Putra Kaban Editor: Nani Suherni 2873
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama meminta Dinas Tata Air DKI Jakarta tidak menggunakan prosuder tetap (protap) di zaman Belanda dalam penanganan pintu air Manggarai.
Pasalnya beban air semuanya dialihkan ke kanal banjir barat (KBB) sehingga membuat banjir kawasan sekitar.
"Kalau alirannya ditutup airnya akan penuh, kalau sudah penuh mau dialirkan ke mana saja pasti akan banjir, kenapa tidak dibuka saja agar mengalir terus," ujarnya di Balai Kota, Rabu (2/3).
Basuki menjelaskan, protap tahun 1973 di zaman Belanda itu dibuat sebelum adanya Waduk Pluit, pompa Pasar Ikan dan Gunung Sahari yang belum diturap.
"Pokonya kita minta pintu air Manggarai dibuka semua, tinggal pengaturan bagi airnya aja, karena kan sudah ada menjadi tiga aliran, jangan semua dibuang ke KBB malahan di Hayam Wuruk dan Gunung Sahari kosong," katanya.
Penutupan pintu Manggarai hanya dilakukan saat musim kemarau saja. Hal ini untuk mencegah kekeringan di hulu sungai dan bisa dimanfaatkan warga untuk membangun rumah.
"Diatur saja batas ketinggian airnya setiap hari, jangan lagi sampai ada pintu air dibuka kalau sudah tinggi airnya, airnya dibagi alirannya," tandasnya.