Sabtu, 13 Februari 2016 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Rio Sandiputra 5084
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Banjir yang melanda beberapa wilayah di Jakarta Selatan akibat banyaknya bangunan di daerah aliran saluran air dan kali. Penertiban bangunan akan segera dilakukan yang memang menyalahi aturan.
Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi mengatakan, jebolnya turap di saluran penghubung (PHB) Setu, Jalan Meninjau RT 06/05, Ciganjur akibat volume air meningkat. Ini karena aliran tidak lancar akibat adanya penyempitan oleh bangunan warga.
"Salahnya, bangunannya mepet ke saluran PHB itu. Penyebabnya karena airnya deras, bangunannya nggak tertib. Dan ini bukan kali, cuma saluran PHB yang arahnya ke Waduk Tabebuya di Taman Tabebuya, Jalan M Kahfi," kata Tri, Sabtu (13/2).
Menurut Tri, turap
yang dibangun secara swadaya oleh warga itu tak mampu menahan tekanan air. Belum lagi, saluran PHB bentuknya berliku-liku dikarenakan adanya bangunan hunian yang berdiri di saluran sehingga menahan laju air."Saya belum cek izin, saya pikir izinnya juga nggak ada. Menurut pak RT memang jalur saluran PHB berbelok, tapi dulu kan belum ada bangunan. Ada yang punya tanah, jual lalu dibangun. Jadinya makan badan saluran. Nanti mereka terasa kok airnya sudah merembes ke dalam bangunan," tutur Tri.
Ditambahkan Tri, dirinya menemukan banyak pelanggaran dalam mendirikan bangunan di Ciganjur. Melihat kondisi itu, pihaknya berencana akan menertibkan bangunan yang melanggar.
"Kita akan bongkar itu. Masalahnya bukan itu aja, pelanggaran yang kita diamin akhirnya semua ikut. Makanya kita harus bongkar. Ada kaki jembatan di atas kali, ada bangunan di atas kali, kan udah nggak bener semua," tandasnya.