Senin, 01 Februari 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Budhi Firmansyah Surapati 4559
(Foto: Reza Hapiz)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyesal terlambat mengganti pejabat dari rumpun teknis Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD). Salah satu yang dimaksud ialah Kepala Dinas Tata Air DKI.
Saat ini, Basuki lebih memilih mantan camat dibandingkan pejabat dari rumpun teknis untuk menjadi kepala dinas. Karena mereka dianggap lebih mengerti permasalahan yang terjadi di wilayah.
"Saya kadang-kadang nyeselin di Jakarta ini terlambat pecat orang. Kalau Dinas Tata Air dari awal 2015 atau akhir 2014 sudah ganti model camat, saya kira sudah selesai semua saluran penghubung dan sungai," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (1/2).
Basuki menilai dengan mengganti Kepala Dinas Tata Air oleh mantan camat, maka banjir di Jakarta lebih surut. Karena semua saluran penghubung dikeruk. Bahkan beberapa titik genangan sudah hilang.
"Sekarang di Matraman dan Cawang masih banjir enggak? enggak. Karena semua saluran sudah dikeruk. Dia berani karena dia mantan camat," kata Basuki.
Beberapa jabatan kepala SKPD saat ini, telah diisi oleh mantan camat. Seperti Kepala Dinas Tata Air, Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi, serta Kepala Dinas Kebersihan. Basuki mengatakan lebih mudah meminta mantan camat ketimbang pejabat sebelumnya.
"Kalau Kepala Dinas PU yang dulu wah ngelesnya macam-macam deh. Dengan cara ini saya kira lebih baik. Yang saya sesalin lambat pecat saja. Yang Transjakarta telambat pecat juga saya rasa," tandasnya.