Jumat, 22 Januari 2016 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Andry 5187
(Foto: doc)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku kecewa dengan sejumlah lurah yang masih tidak berani mengambil tindakan tegas memecat para pengurus RT dan RW di wlayahnya. Khususnya para Ketua RT dan RW yang tidak mampu menjaga lingkungannya dari tempat peredaran atau sarang narkoba.
"Nggak semua lurah berani pecat RT/RW. Para RT/RW juga nggak berani bersuara. Padahal kami sudah minta kepada lurah untuk tegas," kata Basuki di Balai Kota, Jumat (22/1).
Selain meminta lurah mendesak pengurus RT/RW, Basuki juga mengaku telah menyerahkan sepenuhnya penanganan narkoba kepada pihak kepolisian. Salah satunya penanganan narkoba di wilayah Johar Baru, Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Pasalnya, di kawasan tersebut anak-anak dan ibu-ibu ikut terlibat dalam transaksi jual beli narkoba.
"Saya kira polisi lebih tahu, kami sudah bicarakan. Sebetulnya sudah ada laporan dari salah satu televisi, jelas banget ada ibu-ibu dan anak-anak ikut dagang di Rusun Johar Baru. Nah sejak saat itu saya sudah bilang ke Pak Kapolda kita mesti tegas," ucapnya.
Basuki juga berharap operasi pemberantasan narkoba di wilayah-wilayah pemukiman warga dapat diintensifkan pihak kepolisian. Mengingat, para pengedar narkoba saat ini semakin berani melawan petugas kepolisian ketika dilakukan penggerebekan seperti yang terjadi di Matraman, Jakarta Timur.
"Tapi nggak sangka orang kayak gitu, lebih kejam gitu loh. Berani lawan petugas. Nah kalau sudah berani lawan petugas ya sudah harus operasi yang penuh, itu saja terus," katanya.
Tak hanya wilayah permukiman, lanjut Basuki, razia narkoba juga akan dilakukan jajarannya di tempat-tempat hiburan
dan hotel. Tempat hiburan dan hotel yang kedapatan menjadi tempat peredaran narkoba sebanyak dua kali terancam langsung ditutup."Operasi akan rutin, termasuk tempat hiburan, hotel yang ketahuan main dua kali akan kami tutup," tandasnya.