Jumat, 23 Mei 2014 Reporter: Erna Martiyanti Editor: Lopi Kasim 5896
(Foto: doc)
Untuk mendukung penanganan bencana di ibu kota, Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyelenggarakan kompetisi pengembangan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Program yang dibuat nantinya bisa mengetahui dengan mudah nilai kerugian yang diakibatkan karena bencana.
Kepala Seksi Informatika BPBD DKI Jakarta, Bambang Surya Putra, menjelaskan, kompetisi tersebut diharapkan dapat membantu mencari solusi berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang terkait dengan penanganan bencana.
Setidaknya, ada dua kategori dalam kompetisi tersebut, yakni kategori khusus keterampilan program Python: Coding untuk penghitungan kerusakan dan kerugian pasca banjir, serta kategori umum inovasi. Peserta yang mendaftar di kategori khusus, diminta untuk melakukan coding dengan menggunakan bahasa program Python (www.python.org) dari desain analisis sistem yang telah disiapkan panitia.
Aplikasi tersebut, diharapkan dapat dijalankan di dalam Disaster Information Management System yang digunakan di Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD DKI Jakarta. "Hasil akhirnya, berupa aplikasi yang akan dihubungkan untuk melakukan operasi penghitungan otomatis nilai kerusakan dan kerugian bencana," kata Bambang, di ruang Pusdalops BPBD DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (23/5).
Sementara, untuk kategori umum inovasi, peserta diminta untuk mengembangkan aplikasi atau menyampaikan hasil karyanya yang bisa digunakan untuk mendukung upaya penanggulangan bencana. Baik pada tahap pra bencana, tanggap darurat, maupun pasca bencana. Hasil karya yang dilombakan, bebas untuk berbagai platform teknologi. Namun, harus mengandung unsur teknologi informasi, seperti mobile apps, web based application, social media support, komunikasi, dan radio, serta inovasi lainnya.
Bambang menjelaskan, kriteria penilaiannya adalah merupakan hasil karya yang orisinil, memiliki manfaat nyata untuk penanggulangan bencana, kreatif dan menarik dalam penampilan, mudah diaplikasikan relawan dan petugas, serta dapat disambungkan dengan sistem data yang ada di BPBD DKI Jakarta. "Kompetisi ini diikuti oleh peserta perseorangan, tanpa batasan umur, dan latar belakang yang memiliki minat isu kebencanaan dan berdomisili di Jabodetabek," kata Bambang.
Untuk peserta yang mengikuti kompetisi di kategori khusus keterampilan coding penghitungan kerusakan dan kerugian paska banjir, pendaftaran melalui website BPBD DKI (bpbd.jakarta.go.id) telah ditutup pada (20/5) lalu. Kini, para peserta sedang melakukan sesi training di kantor BPBD DKI. Kompetisi akan dilaksanakan pada 24-25 Mei.
Untuk peserta kategori umum inovasi, pendaftaran masih dibuka hingga (25/5) mendatang, dan akan dilakukan seleksi berdasarkan biodata, portofolio. Peserta yang masuk dalam nominasi, akan mempresentasikan karyanya di hadapan para juri, yang dipimpin oleh Onno W. Purbo pada 28-29 Mei. "Pengumuman pemenangnya akan dilaksanakan pada (31/5/2014) melalui e-mail dan website BPBD," ujar Bambang.
Dari masing-masing kategori, akan dipilih tiga pemenang. Pemenang pertama akan diundang untuk menghadiri The 6th Asia Ministerial Conference for Disaster Risk Reduction di Bangkok, pada 22-26 Juni mendatang. Pemenang akan mempresentasikan hasil karyanya pada forum tersebut.
Ketiga pemenang juga akan mendapatkan total hadiah senilai Rp 25 juta. Melalui kegiatan ini, BPBD berharap dapat mendorong potensi masyarakat, baik mahasiswa dan profesional yang berkecimpung di dunia IT untuk meningkatkan partisipasinya, dalam pengurangan resiko bencana, khususnya banjir. Dalam acara itu, turut hadir pula para ahli penanggulangan resiko bencana dari World Bank, yakni Iwan Gunawan dan Magda Adriani.