Senin, 19 Mei 2014 Reporter: Folmer Editor: Erikyanri Maulana 3674
(Foto: doc)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama tidak mau pusing soal pecahnya koalisi antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan Partai Gerindra menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2014.
Hal tersebut juga tidak akan mempengaruhi kinerja dirinya sebagai Wagub DKI maupun hubungannya dengan calon presiden (capres) Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, Basuki memilih lebih fokus untuk membangun Kota Jakarta daripada memikirkan pencapresan antara Jokowi maupun Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Terkait koalisi Partai Gerindra dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mantan Bupati Belitung Timur ini mengatakan hubungan dirinya dengan Fraksi PKS DPRD DKI sangat baik meskipun sebelumnya ada survei dari organisasi sayap PKS yang menyatakan warga Jakarta menolak Ahok menjadi Gubernur DKI menggantikan Jokowi.
“Yang bentrok itu kan ormas-ormasnya. Saya di DKI tidak pernah bentrok dengan PKS. Kami baik-baik saja. Sama Pak Sani (Triwisaksana) juga baik-baik saja,” ujar Basuki di Balaikota DKI, Senin (19/5).
Ia mengungkapkan, dalam dunia politik tidak ada lawan atau musuh. Namun, yang terpenting adalah bagaimana mencapai tujuan yang telah ditargetkan.
“Kalau kamu tanya kenapa bisa bergabung dengan PKS? Ya itulah politik. Enggak ada kawan atau lawan yang abadi. Ideologi yang beda banget juga bisa gabung kok. Daripada gue ketinggalan kereta katanya,” ungkapnya.
Basuki juga menyampaikan dukungan kepada Hatta Rajasa sebagai cawapres yang dipilih oleh Prabowo Soebianto.
“Saya oke-oke saja. Saya sih siapa saja. Itu urusan mereka, saya kan sudah diwakafkan di DKI. Pusing amat, ngapain pusing. Saya nggak mau pusing. Nyoblosnya kan wallahu a'lam, luber kan,” tandasnya.