Kamis, 15 Mei 2014 Reporter: Devi Lusianawati Editor: Lopi Kasim 7232
(Foto: doc)
Kurangnya fasilitas perawatan seperti PICU di sejumlah rumah sakit di ibu kota menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta. Terlebih, setelah kasus yang menimpa seorang balita, Andini (2,5) yang menderita sakit infeksi paru-paru, dan meninggal lantaran tidak mendapatkan perawatan di ruang Paediatric Intensive Care Unit (PICU) di Rumah Sakit Umum Daerah Koja, Jakarta Utara beberapa waktu lalu.Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengatakan, kurangnya PICU-NICU di RSUD Koja, Jakarta Utara, memang menjadi salah satu masalah. Di Koja, kata Basuki, saat ini sedang dilakukan penambahan tata ruang, sehingga nantinya akan dilakukan penambahan PICU-NICU di RS tersebut.
Pihaknya, lanjut Basuki, akan menyelidiki masalah kurangnya PICU yang memakan korban jiwa di RSUD Koja. Mantan Bupati Belitung Timur itu juga mengakui bahwa saat ini Pemerintah DKI Jakarta masih kurang memikirkan masalah itu.
"Terus terang nih, beberapa tahun terakhir ini Jakarta tidak memikirkan untuk nambah (PICU)," ujar Basuki, usai acara JFFF 2014 di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (15/5).
Selain kurangan PICU, sambung Basuki, di Jakarta saat ini juga kekurangan alat untuk kanker dan jatung. Kekurangan tersebut akan dipenuhi tahun depan. "Kurangnya nanti hingga tahun depan, kita akan kejar terus ini," ucapnya.
Dokter Pemberi Jaminan Perawatan (DPJP), RSUD Koja, dr Dewi Iriyani, mengakui, saat ini RSUD Koja baru memiliki enam tempat tidur di ruangan PICU dan selalu penuh dengan pasien yang mengandalkan PICU.
"Selama ini kan masyarakat hanya mengandalkan PICU di rumah sakit ini, padahal jumlah PICU hanya enam bed," kata Dewi.