Rabu, 07 Oktober 2015 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Budhy Tristanto 3466
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menginginkan, epidemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) bisa diakhiri dan kasus penyebaran virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Jakarta bisa menurun secara signifikan.
Djarot menyatakan, Komisi Penanggulangan Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi DKI Jakarta harus punya target untuk menekan kasus penyebaran AIDS tiap tahun.
"Kita harus mempunyai target, itu sebagai output yang terukur dan dievaluasi setiap tahun. Misalnya, target 2015 seperti apa sampai dengan 2020. Targetnya sangat menantang, tahun 2020, 90 persen orang yang hidup dengan HIV tahu statusnya, 90 persen orang dengan status HIV mendapatkan akses layanan dan pengobatan, dan 90 persen Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) mendapatkan pengobatan dan dukungan ARV (Anti Retro Viral) dan viraload ditekan secara kontinyu," tutur Djarot kepada Beritajakarta.com usai pembukaan workshop Percepatan Jakarta: Mengakhiri Epidemi AIDS (Fast-Track Jakarta City: Ending The AIDS Epidemic 2020) di Hotel Sahira, Ahmad Yani, Bogor, Rabu (7/10).
Dikatakan Djarot, workshop yang berlangsung selama tiga hari (7-9 Oktober 2015) ini harus bisa memberikan hasil yang memuaskan.
Program-program yang sudah disusun, lanjut Djarot, harus benar-benar dirasakan pelaksanaannya, sehingga permasalahan AIDS dan penyebaran virus HIV di Indonesia, khususnya Jakarta, bisa ditanggulangi.
"Saya ingin workshop ini harus jelas output-nya, yang kita terapkan tahun 2015 seperti apa, nanti kita evaluasi tahun 2016 seperti apa. Saya juga minta, siapa saja yang sudah dilatih, konteks mana saja, siapa orangnya, apa aktvitasnya, jangan setelah workshop selesai. Saya khawatir, karena berapapun anggaran yang kita sediakan, berapa kali workshop yang kita adakan justru tidak bisa mewujudkan tujuan," tandas Djarot.