Selasa, 29 September 2015 Reporter: Andry Editor: Rio Sandiputra 4302
(Foto: Istimewa)
Peremajaan armada Kopaja S66 dari bus berukuran sedang menjadi bus berukuran besar diperkirakan akan terealisasi dalam waktu enam bulan ke depan. Armada jurusan Manggarai-Blok M yang menjadi proyek percontohan revitalisasi angkutan umum di DKI tersebut, sebelumnya telah menandatangi nota kesepahaman dengan Pemprov DKI.
Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI, Emmanuel Kristianto mengatakan, dari hasil pertemuan pada Jumat (25/9) lalu, pengurus Kopaja meminta waktu enam bulan untuk merevitalisasi armadanya dari bus sedang menjadi bus besar dengan alasan membutuhkan dana.
"Karena itu kita memberikan waktu sekitar enam bulan kepada pengurus Kopaja sebelum revitalisasi angkutan umum direalisasikan. Pertimbangannya proses pembuatan bus besar kita perkirakan akan memakan waktu sekitar enam bulan," ujar Emmanuel, Selasa (29/9).
Emmanuel mengatakan, revitalisasi angkutan umum di luar jalur Bus Rapid Transit (BRT) dinilai sudah seharusnya dilakukan. Sejak awal tahun 2015, Pemprov DKI telah merencanakan revitalisasi angkutan umum dan memilih trayek Kopaja S66 sebagai proyek percontohan.
"Penerapannya tetap harus didasari payung hukum dan kajian yang matang. Maka itu revitalisasi tidak bisa diterapkan dengan cepat. Apalagi revitalisasi ini menyangkut perubahan budaya masyarakat," tuturnya.
Menurut Emmanuel, program revitalisasi angkutan umum di luar jalur BRT tersebut harus disesuaikan dengan proyeksi jalan seperti yang diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) DKI Nomor 5 Tahun 2014 tentang Transportasi. Artinya, tidak seluruh bus diharuskan mengganti spesifikasi menjadi berukuran besar, tapi merubah sistem setoran dengan sistem rupiah per kilometer.
"Rute Blok M-Manggarai itu melewati jalur utama yang umumnya dilintasi bus besar. Kalau rutenya sempit, baru kita pakai bus sedang," katanya.
Kopaja S66 saat ini, lanjutnya, memiliki bus sedang sekitar 80 unit. Setelah direvitalisasi, bus itu akan dihitamkan dan diganti menjadi berukuran besar sebanyak 40 unit.
"80 unit bus sedang itu tidak boleh beroperasi lagi nantinya. Kita serahkan ke pemilik, apakah bus itu mau dimutasikan atau discraping. Kita juga akan rekomendasikan penghitamannya," tandasnya.