Rabu, 08 Juli 2015 Reporter: Folmer Editor: Lopi Kasim 4168
(Foto: Yopie Oscar)
Pembuatan sumur resapan dan lubang biopori terus dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, sebagai langkah antisipasi saat musim kemarau, warga diminta untuk melakukan gerakan menabung air.
“Sekarang saatnya, memuat sumur-sumur resapan dan lobang biopori sebagai tempat menampung air hujan. Kita harus membuat bumi kita minum air,” kata Djarot Saiful Hidayat, Wakil Gubernur DKI Jakarta di Balaikota DKI, Jakarta, Rabu (8/7).
Dikatakan Djarot, DKI Jakarta selama ini masih sangat kurang memiliki tempat resapan air. Padahal, keberadaan sumur resapan sangat dibutuhkan karena dapat mencegah banjir serta membuat pasokan air tanah bertambah sehingga penurunan muka tanah di ibu kota teratasi.
“Jadi, air hujan yang turun tidak langsung terbuang ke laut atau mengalir ke kampung-kampung yang mengakibatkan banjir. Tapi dapat ditampung di sumur resapan,” jelasnya.
Untuk itu, Djarot berharap tiga instansi terkait yakni Dinas Tata Air, Dinas Pertamanan dan Pemakaman serta Dinas Perindustrian dan Energi dapat membangun banyak sumur resapan di lima wilayah Jakarta.
“
Kami harus sampaikan kepada warga Jakarta, sudah saatnya Jakarta membuat suatu gerakan masyarakat untuk menabung air . Air perlu kita tabung, tidak perlu dibuang-buang,” katanya.Sekadar diketahui, Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta merencanakan akan membuat 3.620 titik sumur resapan yang tersebar di enam wilayah ibu kota.
Dari 3.500 titik sumur resapan dangkal, 1.000 titik di antaranya dibangun di wilayah Jakarta Timur yang tersebar di 10 kecamatan. Sementara 120 titik sumur resapan dalam sebanyak 40 titik.
Pemprov DKI juga membuat regulasi bagi setiap bangunan baru diwajibkan membangun sumur resapan sesuai Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 20 Tahun 2013 tentang Sumur Resapan.