Jumat, 24 Juni 2022 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 1822
(Foto: Nurito)
Warga Komplek Perumahan Pusat Kesehatan Angkatan Darat (Puskesad) di RW 11, Kelurahan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, berkomitmen mendukung program Pekan Gerakan Jakarta Sadar Sampah (PGJSS) dengan memilah sampah dari sumbernya.
Aktivitas pilah sampah warga di tempat penampungan sampah sementara, lapangan serba guna RW 11 Kelurahan Cililitan, ditinjau Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI, Asep Kuswanto bersama Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Wahyudi Rudianto.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengapresiasi kesadaran warga komplek Puskesad yang cukup tinggi terhadap pelaksanaan program PGJSS yang sudah hampir berjalan sepekan ini.
"Saya berharap, PGJSS ini bukan sekedar seremoni. Namun, bisa jadi budaya baru di Jakarta," kata Asep.
Disebutkan, pada 2021 pihaknya menargetkan 50 persen RW di DKI dapat melakukan pemilahan sampah dari rumahnya. Kemudian di tahun 2022 diharapkan seluruh warga Jakarta, tidak hanya yang di perumahan namun juga di perkampungan melakukan pemilihan sampah dari rumahnya masing-masing.
Sementara, Ketua RW 11, Kelurahan Cililitan, Agus Wiyono menambahkan, dari hasil pemilahan sampah yang dilakukan setiap hari terkumpul kurang lebih 95 kilogram sampah organik dan 30 kilogram sampah anorganik.
"Untuk sampah pilah langsung diberikan ke petugas penarik sampah gerobak lingkungan. Prinsipnya kita sangat mendukung program PGJSS demi berkurangnya volume sampah yang dibuang ke TPST Bantar Gebang," kata Agus.
Kasatpel Lingkungan Hidup Kecamatan Kramat Jati, Amri Restu Rianto menambahkan, pengangkutan sampah di komplek Puskesad RW 11 ini dilakukan setiap dua pekan sekali dengan volume sekitar dua ton. Menurutnya, program pilah sampah di wilayah tersebut sudah dilakukan sejak 28 Desember 2021 lalu dengan dilakukan pendampingan dari PJLP dan Satpel LH Kecamatan Kramat Jati.
Menurutnya, pengangkutan sampah di RW 11 Cililitan dilayani menggunakan kendaraan
arm-roll kecil. Namun, saat ini mode pelayanan digantikan menggunakan dust bin untuk menempatkan residu atau sampah hasil tebangan puing yang diangkut setiap dua pekan sekali.Ditargetkan, nantinya setiap warga sudah mampu melakukan pemilahan dan pengurangan sampah di sumber secara mandiri. Sehingga sampah yang diangkut dan dilayani oleh Satuan Pelaksana Lingkungan Hidup benar-benar merupakan sampah residu.