Jumat, 01 Mei 2015 Reporter: Devi Lusianawati Editor: Widodo Bogiarto 3948
(Foto: Ilustrasi)
Kepedulian pemilik hiburan di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat untuk memeriksakan kesehatan pekerja wanitanya ternyata masih rendah. Buktinya, dari 67 usaha hiburan, hanya sembilan usaha hiburan yang rutin memeriksakan kesehatan pekerja wanitanya ke Klinik Jelia, Puskesmas Mangga Besar yang berlokasi di Jalan Blustru No 1, Kelurahan Mangga Besar.
"Pemilik hiburan bilangnya punya dokter pribadi, tetapi laporannya tidak pernah diberikan kepada kami. Sehingga kami tidak bisa meneruskannya ke Sudin Kesehatan. Total hanya 20 persen usaha hiburan yang rutin mengontrol kesehatan pekerja wanitanya ke klinik kami," kata dr. Yuliani Savitri Nasution, Kepala Klinik Jelia, Jumat (1/5).
Yuliani mengatakan, kerjasama antara pemilik usaha hiburan dengan pemerintah sangat penting untuk menekan penularan penyakit kelamin seperti, servicitis (radang rahim), kondiloma (kutil rahim/jengger ayam), sifilis dan gonorhea (kencing nanah) dan HIV/AIDS.
“Banyak masyarakat yang tidak paham tentang penyakit seks menular. Padahal penyakit ini merupakan tahap awal terinfeksi HIV/AIDS,” jelas Yuliani.
Berdasarkan data Klinik Jelia, sejak Januari 2012 hingga Maret 2015, tercatat ada 3.170 pasien yang terjangkit penyakit menular dan 134 diantaranya positif menyidap HIV/AIDS.
"Penderita HIV/AIDS baru akan terlihat gejalanya minimal 5-10 tahun. Sehingga kebayakan mereka enggan menggunakan kondom saat berhubungan seks," ujar Yuliani.