Kamis, 07 April 2022 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Andry 6477
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho memimpin penertiban jaringan utilitas berupa pemutusan kabel udara pada lokasi Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) di Jalan Mampang Prapatan Raya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Pantauan beritajakarta.id, dalam penertiban ini, Hari juga ikut melakukan pemutusan kabel udara didampingi Satgas Bina Marga DKI Jakarta dan petugas Satpol PP.
Hari mengatakan, pemutusan kabel ini merupakan bentuk peringatan bagi para operator atau provider agar segera merelokasi jaringan utilitasnya ke boks utilitas yang sudah disediakan Pemprov DKI Jakarta melalui program SJUT.
Pekerjaan SJUT di Jalan Mampang Raya telah selesai Desember 2021, namun Pemprov DKI Jakarta memberikan kelonggaran batas waktu kepada pihak operator atau provider untuk melakukan negosiasi dengan PT Jakpro, penanggung jawab SJUT selama tiga sampai enam bulan. Setelah mencapai kesepakatan, operator atau provider wajib merelokasi jaringan utilitasnya turun ke bawah.
“Kabel udara dipotong lantaran operator tidak mau merelokasi jaringan utilitas ke bawah dan tidak menaati aturan terkait
penyelenggaraan jaringan utilitas,” ungkap Hari di lokasi, Kamis (7/4).
Menurut Hari, jaringan utilitas di Jalan Mampang Prapatan Raya dikelola 43 operator. Berdasarkan laporan, saat ini 25 operator sedang dalam proses mencapai kesepakatan atau kerja sama dengan PT Jakpro, dan sembilan lainnya belum mau merelokasi dan negosiasi.
Ia menegaskan, penertiban jaringan utilitas atau pemutusan kabel udara akan dilakukan bertahap pada lokasi SJUT. Berikutnya, penertiban jaringan utilitas akan menyasar Jalan Wolter Monginsidi, Jalan Gunawarman dan Jalan Cikajang di Kecamatan Kebayoran Baru.
“Kalau belum direlokasi, kita potong lagi. Ini komitmen, bahwa dari 2019 sudah kita sampaikan yang namanya kabel udara sudah tidak diperkenankan alias tidak berizin
,” terangnya.Hari menambahkan, penataan ruang melalui SJUT ini bertujuan untuk memperindah tata kota, mempermudah monitoring dan pemeliharaan jaringan utilitas bagi para pemilik jaringan. Selain mendukung estetika maupun tata ruang kota, SJUT juga menjadi potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“kita akan menata Jakarta lima tahun ke depan menjadi kota yang maju, sehingga bersih dari kabel udara. Peran satgas juga dimaksimalkan untuk memonitor setiap hari di lapangan," tandasnya.