Dokter Nuk, Bikin Lingkungan Indah dengan Tanaman Anggrek
Minggu, 09 Januari 2022
Reporter: Nurito
Editor: Budhy Tristanto
2286
(Foto: Nurito)
Tanaman Anggrek identik dengan keindahan. Lumrah, jika bunga yang bernama latin Orchidaceae ini banyak digemari kaum hawa di dunia.
Priatiningsih, merupakan salah satu dari begitu banyak perempuan di dunia yang menggemari bunga Anggrek. Bukan sekadar hobi menanam dan menikmati keindahannya, wanita berusia 56 tahun ini juga melakukan budidaya tanaman Anggrek di rumahnya.
Di rumahnya yang terletak di Jl Rasamala I, RT 14/06 Utan Kayu Selatan, Matraman, Jakarta Timur, saat ini terdapat 1.000 lebih tanaman Anggrek dari berbagai jenis dan ukuran yang ditanamnya di dalam pot.
Perempuan yang berprofesi sebagai dokter ini mengaku, mulai menggeluti budidaya tanam Anggrek sejak 10 tahun silam, selepas masa purna baktinya sebagai tenaga medis di salah satu rumah sakit swasta.
"Karena hobi, saya mengisi waktu luang setelah pensiun dengan menanam dan mengembangkan aneka tanaman Anggrek, seperti Anggrek Bulan, Dendrobium, Cattleya dan Vanda," tutur perempuan yang akrab disapa dokter Nuk ini, Minggu (9/1).
Dia mengungkapkan, untuk perawatan dan pengembangan Anggrek berbeda caranya, sesuai dengan jenisnya. Misalnya, Anggrek Dendrobium yang tahan cuaca panas dan dingin, lebih mudah perawatannya. Berbeda dengan Anggrek Bulan yang harus ditanam di daerah dingin. Makanya jika usianya sudah dewasa, dia kerap memindah tanaman Anggrek Bulannya ke Cianjur, Jawa Barat. Jika sudah berkembang biak dan berbunga, akan Kembali dibawa pulang.
Di bawah binaan Sudin KPKP Jakarta Timur, kini dokter Nuk berusaha untuk mengembangkan budidaya Anggrek menjadi peluang bisnis dengan memberdayakan perempuan di lingkungannya.
Untuk bisnis dia menjual Anggrek jenis Dendrobium secara online. Harganya bervariasi antara Rp 50 sampai Rp 75 ribu per tanaman. Namun ada juga yang harganya Rp 100 ribu hingga di atas Rp 1 juta.
“Setiap hari seluruh tanaman Anggrek ini ditanam dengan melibatkan kader TP PKK. Namun khusus untuk deteksi Anggrek yang sakit ditangani sendiri,” lanjut Dokter Nuk.
Disebutkan, dalam waktu dua tahun ke depan, pihaknya akan menyiapkan alat untuk pembibitan Angrek. Sehingga Anggrek yang dibudidayanya ini hasil pembibitan sendiri, bukan dari belanja di daerah Kediri, Malang dan Jogyakarta.
Dia berharap, dapat menularkan hobi bercocoktanam ke warga sekitarnya. Karena, selain bisa membuat lingkungan menjadi indah dan asri, juga dapat memberikan nilai ekonomi.
BERITA TERKAIT
Ini Pemenang Lomba Rooftop Garden se-DKI Jakarta Tahun 2021
Jumat, 07 Januari 2022
2336
Dinas KPKP Monitoring Urban Farming di Mako Paspampres Jl Tanah Abang III