Selasa, 12 Oktober 2021 Reporter: Nurito Editor: Budhy Tristanto 1975
(Foto: Nurito)
Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, saat ini tengah menggalakkan program budidaya tanaman Anggrek. Targetnya, tanaman hias yang cukup menarik dan sedap dipandang mata ini akan di jadikan ikon daerah yang dikelilingi komplek militer ini.
Camat Pasar Rebo, Mujiono, mengatakan, tanaman Anggrek dijadikan ikon di wilayahnya bukan tanpa alasan. Karena ternyata penataan ruang Kecamatan Pasar Rebo tercantum dalam Perda 1 Tahun 2014 tentang RDTR dan PZ. Dimana pada bagian ke 42 Kecamatan Pasar Rebo, Pasal 542 disebutkan, tujuan penataan ruang ada tujuh butir, di antaranya pada huruf g bahwa terwujudnya pengembangan kegiatan pertanian pada budidaya pertanian dan tanaman hias di kawasan selatan jalan lingkar luar.
"Dengan dasar itulah kita saat ini tengah menggalakkan program penanaman Anggrek di semua wilayah di Pasar Rebo. Tanaman Anggrek akan kita jadikan ikon wilayah Pasar Rebo," kata Mujiono, Selasa (12/10).
Menurutnya, dalam rangka mewujudkan Pasar Rebo Sebagai Kampung Anggrek, pihaknya saat ini telah meminta seluruh pegawai baik ASN maupun PJLP untuk menanam satu orang satu pohon. Tidak hanya pegawai di kelurahan dan kecamatan namun di puskesmas kelurahan dan kecamatan hingga di sekolah juga diminta untuk berperan serta menanam Anggrek.
"Tanaman tersebut bisa ditanam di tempat kerjanya masing-masing atau bisa ditanam di kantor kelurahan dan kecamatan," lanjut Mujiono.
Dia berharap, dengan menjadikan Pasar Rebo sebagai Kampung Anggrek maka bisa menjadi budidaya agrobisnis bernilai ekonomi tinggi. Masyarakat nantinya semakin banyak membudidayakan dan menjual secara online.
Pihaknya juga ingin ada pusat pembibitan anggrek di Pasar Rebo. Selama ini orang belanja bibit anggrek ke Thailand dan Taiwan. Tentunya ini menjadi bidikan yang menarik agar mereka bisa belanja ke Pasar Rebo.
Untuk areal pembibitan, jelas Mujiono, saat ini disiapkan lahan seluas 4.700 meter persegi di Jl H. Serih, Kalisari. PIhaknya akan koordinasi dengan SKPD terkait agar lahan tersebut dibangun tiga lantai untuk pusat pembibitan, riset dan penelitian tentang Anggrek.
Diungkapkan Mujiono, saat ini tiga kelurahan di wilayah nya sudah melakukan penanaman Anggrek secara kolosal. Di Kelurahan Gedong sudah ada 1.000 tanaman Anggrek ditanam warga dan pegawai. Kemudian di Kelurahan Baru ada 3.000 pohon dan di Pekayon ada 500 pohon.
"Mereka umumnya membentuk kelompok tani di tingkat RW,"
pungkasnya.