Rabu, 29 September 2021 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 2681
(Foto: Aldi Geri Lumban Tobing)
PT Jakarta Propertindo (Perseroda) berkomitmen untuk menghadirkan wajah baru Taman Ismail Marzuki (TIM). Komitmen ini sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjadikan TIM sebagai pusat wisata edukasi kesenian dan kebudayaan terbaik di belahan bumi selatan.
TIM akan menjadi Urban Art Center dan Creative Hub di Jakarta dan Indonesia dengan berbagai keunggulan dan mengusung konsep mixed-use building.
Arsitek Taman Ismail Marzuki, Andra Matin mengatakan, salah satu bangunan baru dengan desain unik di TIM adalah Perpustakaan dan Wisma Seni, atau dikenal sebagai Gedung Panjang.
"Bangunan terinspirasi dari lagu ciptaan Ismail Marzuki berjudul Rayuan Pulau Kelapa karena liriknya yang syarat akan simbol dan menunjukkan kecintaan terhadap negara," ujarnya, Rabu (29
/9).Andra menjelaskan, adanya bangunan ini memang cocoknya hanya di TIM. Inspirasinya tersebut ditransfer ke dalam bentuk tinggi rendah not balok.
"Liriknya benar-benar terasa bahwa kita harus mencintai negara kita. Tiga not digabung jadi satu fasad. Fasadnya disusun secara acak," terangnya.
Sementara itu, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Jakpro (Perseroda), Nadia Diposanjoyo menambahkan, peran TIM adalah sebagai Urban Art Center dan Creative Hub, masyarakat diajak untuk berkolaborasi menjaga dan melestarikan budaya Indonesia. Terlebih, Indonesia memiliki budaya yang beragam dan komplek.
Jika dikemas dengan konteks kekinian tanpa menghilangkan substansi, TIM dapat menjadi panggung Indonesia untuk memperkenalkan budaya serta kesenian masyarakat Indonesia yang kaya dan unik.
"TIM juga bisa menjadi tempat untuk kita melestarikan sekaligus mengampanyekan kebudayaan dan kesenian Indonesia sesuai dengan zamannya," tandasnya.
Sebagai deskripsi, Gedung Panjang TIM ini masuk tahap satu revitalisasi TIM. Bangunan Gedung Panjang terlihat memanjang di lahan yang dulu menjadi pusat kuliner TIM. Bagian gedung 14 lantai itu terlihat berundak-undak dari kejauhan, tidak rata seperti bangunan tinggi konvensional.
Terdapat pula elemen motif tumpal dari batik Betawi pada bangunan. Selain sebagai estetika, hal itu juga bertujuan untuk mereduksi sinar matahari ke area perpustakaan sehingga menjadi lebih sejuk.
Fasilitas di Gedung Panjang terdiri dari Galeri Seni, Perpustakaan Umum, Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Kantor Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Ruang Diskusi Komite Seni dan Wisma Seni.