Jumat, 27 Maret 2015 Reporter: Nurito Editor: Agustian Anas 3104
(Foto: Nurito)
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) mengancam warga Jakarta Timur. Bagaimana tidak, sejak Januari hingga Maret 2015 ini, sudah tiga warga di wilayah itu meninggal dunia akibat terjangkit penyakit demam berdarah.
Untuk mencegah penyebaran penyakit yang diakibakan gigitan nyamuk aedes aegypti itu, Suku Dinas Kesehatan setempat mengintensifkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan fogging (pengasapan) di wilayah rawan demam berdarah.
Hari ini, Pemerintah Kota (Pemnkot) Jakarta Timur bersama warga melakukan kegiatan PSN di lingkungan RW 09 Cipayung. Selain itu, petugas juga melakukan fogging. Aksi ini dipimpin langsung Walikota Jakarta Timur, Bambang Musyawardhana.
Dipilihnya Cipayung karena sepanjang tahun ini sudah dua warga di kelurahan itu meninggal akibat terkena DBD."Saya jadi was-was, makanya semua camat, lurah, dan Sudin Kesehatan harus kerja keras. Apalagi sudah ada 2 warga yang meninggal terkena DBD," ujar Bambang, Jumat (27/3).
Camat Cipayung, Iin Mutmainah mengatakan, pada Februari lalu, Kelurahan Cipayung masuk zona merah DBD. Namun sejak gencar dilakukan PSN, status zona merah turun menjadi hijau dengan jumlah delapan kasus.
"Zona merah DBD itu kini berpindah ke Kelurahan Ceger. Saya minta agar Lurah Ceger meningkatkan PSN bersama warga. Kelurahan yang masuk zona merah DBD akan dipasangi spanduk bertuliskan "Kasus DBD di Kelurahan Ini Tinggi," ujar Iin Mutmainah.