Sabtu, 31 Oktober 2020 Reporter: Suparni Editor: Toni Riyanto 2005
(Foto: Suparni)
Pertanian perkotaan atau urban farming di Kepulauan Seribu semakin dimintai. Salah satu indikatornya adalah dengan bertambahnya Kelompok Wanita Tani (KWT).
Kepala Suku Dinas KPKP Kepulauan Seribu, Devi Riana Sumanthi mengatakan, jumlah KWT di tahun 2019 hanya ada enam. Namun, hingga 29 Oktober 2020 sudah mencapai 25 KWT.
"Rata-rata mereka menerapkan pertanian perkotaan dengan metode hidroponik," ujarnya, Sabtu (31/10).
Devi menjelaskan, metode hidroponik ini cocok dikembangkan di Kepulauan Seribu karena kebutuhan airnya tidak terlalu banyak dan tidak melulu harus menggunakan media tanah.
"Kami terus melakukan pendampingan dan pembinaan agar pertanian perkotaan di sini memberikan hasil yang baik. Selain bisa untuk konsumsi sendiri, hasil panen juga bisa dijual dan menambah penghasilan keluarga," terangnya.
Ia menambahkan, dari 25 KWT, enam di antaranya menjadi percontohan dan masuk dalam program Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Keenam KWT tersebut masing-masing adalah KWT Doa Ibu di Pulau Untung Jawa, KWT Seroja di Pulau Lancang, KWT HF Kampung Kelor di Pulau Tidung, KWT Hijau Lestari di Pulau Pramuka, KWT Bougenville di Pulau Harapan, dan KWT Kelapa Hijau di Pulau Kelapa.
"Kami berharap dengan semakin banyaknya pelaku pertanian perkotaan di sini, dalam dua tahun mendatang
Kepulauan Seribu dapat memenuhi kebutuhan sayuran-mayur secara mandiri," tandasnya.