Rabu, 15 April 2020 Reporter: Aldi Geri Lumban Tobing Editor: Toni Riyanto 1710
(Foto: doc)
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta memproyeksikan sepanjang Maret 2020 terjadi penurunan signifikan sekitar 80 sampai sebesar 90 persen kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jakarta sebagai dampak dari pandemi global COVID-19.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 304.850 wisawatan mancanegara berkunjung ke Jakarta periode Januari sampai Februari 2020. Rinciannya, 173.610 wisman pada Januari 2020 dan 131.240 wisman pada Februari 2020.
"Februari 2020 saja sudah turun 20 persen dari Januari 2020. Bulan Maret 2020 bisa 80-90 persen karena sudah tidak boleh bepergian, itu terlihat dari okupansi hotel, dan tempat-tempat wisata sudah ditutup," ujarnya, Rabu (15/4).
Cucu menjelaskan, berdasarkan data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) tingkat hunian hotel di Jakarta rata-rata 25 sampai 40 persen pada bulan Maret 2020 ini. Berbeda dengan periode Januari dan Februari 2020 yang masih berkisar 51 sampai 54 persen.
"Saya berharap pelaku usaha perhitelan bisa lebih kreatif, misalnya menciptakan paket-paket supaya orang tetap datang ke hotel. Contohnya, membuat paket karantina untuk 14 hari dengan harga murah," terangnya.
Menurutnya, pandemi COVID-19 dirasakan dampaknya di seluruh dunia bukan hanya di Jakarta. Termasuk sektor pariwisata di semua negara yang bahkan memiliki destinasi wisata unggulan.
"Bicara pariwisata tentu bicara ekonomi. Kalau prediksi World Tourism Organization pariwisata ini baru pemulihan tahun 2022 karena pemulihan ekonominya dulu," ungkapnya.
Untuk itu, kata Cucu, Dinas Parekraf DKI Jakarta untuk sementara ini mengesampingkan target tahunan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara ke Jakarta karena kondisi saat ini.
"Kami memilih fokus kepada pemulihan sektor pariwisata setelah pandemi COVID-19 ini berakhir. Kalau kita sudah
recovery , dan kondisi mulai stabil kita harus lebih kreatif paling tidak untuk meyakinkan kalau Jakarta sudah aman, salah satunya menentukan promosi yang tepat harus ada event-event yang besar supaya orang yakin bahwa Jakarta aktivitasnya sudah normal," tandasnya.