Jumat, 16 Januari 2015 Reporter: Folmer Editor: Dunih 4531
(Foto: doc)
Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama berkeinginan agar Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Kepulauan Seribu. Pasalnya, kebutuhan listrik di ibu kota masih membutuhkan pasokan lebih banyak lagi, khususnya untuk kebutuhan transportasi publik mass rapid transit (MRT) yang diperkirakan rampung pada 2018.
"Kita ingin semua fasilitas sosial kita, bangun gardu. Kita kerjasama. PLN lebih baik bangun PLTU dan PLTG sendiri di Pulau Seribu. Kalau kabel terlalu gede kan ada loss," kata Basuki di Balaikota, Jumat (16/1).
Ia menuturkan, Pemprov DKI dan PLN juga telah sepakat agar kapasitas produksi listrik di kedua pembangkit yakni Muara Karang dan Tanjuk Priok ditambah. Sebab, di kawasan utara Jakarta tersebut akan banyak pembangunan super blok dan resort sehingga perlu ada persiapan awal, khususnya masalah ketersediaan pasokan listrik.
"Tambah, kayak Muara Karang jadi 500 MegaWatt dan Tanjung Priok jadi 250 MegaWatt," tuturnya.
Pemprov, lanjut Basuki, juga akan membuat ducting untuk membenahi penanganan perbaikan kabel-kabel PLN. Dengan ducting khusus, diharapkan tidak ada lagi kegiatan penggalian tanah yang berpotensi merusak jalan di ibu kota.
"PLN nanti sewa ducting sama kita, jadi tidak usah gali-gali lagi. Kawasan superblok harus bikin SIPPT atau IMB, serta wajib menyediakan ruang bawah tanah untuk gardu, PLN nggak perlu sewa," paparnya.
Namun, Basuki meminta, PLN membantu Pemprov DKI dalam upaya menghapus kawasan kumuh di ibu kota. Salah satunya, untuk tidak lagi memasang listrik di kawasan terlarang.
"Kami juga minta di tanah-tanah terlarang itu jangan disambung listrik, sehingga rumah liar lama-lama mati," tandasnya.