Kamis, 08 Januari 2015 Reporter: Nurito Editor: Widodo Bogiarto 13003
(Foto: Nurito)
Upaya Kodam Jaya untuk menertibkan Kompleks TNI AD atau Asrama Cililitan-I/BS (Batalion Siliwangi) di Kelurahan Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (8/1), mendapat perlawanan dari ratusan penghuni.
Ratusan warga yang berdomisili di RT 001-009/10 itu menolak rumahnya dikosongkan paksa. Sejak pukul 06.00 mereka memasang barikade dengan menutup portal di Jalan Jambul Lama, akses menuju asrama. Mereka juga membakar ban di Jalan Dewi Sartika, tepatnya di mulut jalan menuju asrama.
Namun usaha ratusan warga mempertahankan rumahnya gagal, setelah sekitar pukul 08.00 pasukan TNI AD yang dilengkapi pentungan dan tameng merangsek masuk. Tampak kendaraan water canon disiagakan di lokasi untuk membubarkan massa.
Warga akhirnya hanya bisa pasrah saat barang-barang milik mereka dikeluarkan paksa. Sedangkan sebagian lainnya tampak histeris. Pasalnya mereka mengaku tidak rela rumah yang telah dibangun dengan biaya besar akan diratakan dengan tanah.
Diah (63), salah seorang warga RT 02/10 Cililitan mengatakan, sejak pukul 06.00 warga memang sudah berkumpul di ujung Jalan Jambul Lama. Ia mengaku sudah menghabiskan uang ratusan juta rupiah untuk membangun rumah di asrama itu. Ia sendiri belum tahu akan tinggal dimana. Kemungkinan akan menumpang di rumah saudaranya di kawasan Cawang.
"Ini kita jadi bingung karena langsung diusir begitu saja. Tidak ada negosiasi, harusnya kan ada," ujar Diah.
Sedangkan Yani (50), warga lainnya mengaku sempat terkena pukulan petugas menggunakan pentungan rotan hingga terjatuh. Padahal ia tidak melawan saat pengosongan akan dilakukan. Kini ia hanya pasrah saat seluruh perabotnya dikeluarkan dan dinaikkan ke truk oleh petugas.
Kepala Penerangan Kodam Jaya, Letkol Inf Heri Prakoso mengatakan, seluruh perabot rumah tangga milik penghuni asrama akan dimasukkan ke dalam 98 truk yang telah disiapkan. Selanjutnya barang-barang itu diantarkan ke tempat tujuan yang diinginkan warga.
Dikatakan Heri, pengosongan Asrama Cililitan-I/BS ini melibatkan 2.700 personel gabungan yang terdiri atas 2.000 personel TNI dan 700 personel dari Satpol PP, Polri, Dinas Perhubungan serta Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana.
"Kami hanya mengamankan aset negara dan rencananya lahan akan digunakan untuk tower sebagai asrama prajurit yang masih aktif, seperti rumah susun. Karena saat ini kita butuh membuat asrama untuk prajurit," ujar Heri.
Heri menjelaskan, areal yang dikosongkan luasnya sekitar 4 hektare dan saat ini terdapat sekitar 334 unit rumah. Seluru bangunan akan dibongkar hingga rata dengan tanah. Selanjutnya di atas lahan ini akan dibangun sebanyak 8 tower asrama prajurit. Setiap tower akan mampu menampung 200 prajurit beserta keluarganya.
"Untuk warga tidak memperoleh ganti rugi maupun uang kerohiman. Karena mereka membangun di tanah negara. Perlu diketahui, lahan itu juga belakangan sudah banyak meresahkan warga karena dijadikan tempat transaksi narkoba, miras, judi dan sebagainya," jelas Heri.