Sabtu, 01 November 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Erikyanri Maulana 4150
(Foto: doc)
Pemprov DKI Jakarta segera membongkar bangunan yang ada di sisi barat Waduk Pluit mulai Senin (3/11). Hal ini dilakukan setelah 34 kepala keluarga (KK) yang sebelumnya menempati kawasan itu menerima kunci rumah susun sewa sederhana (rusunawa) beberapa waktu lalu.
Rencananya, penertiban ratusan bangunan di sisi barat Waduk Pluit dilakukan secara bertahap. Sebagai tahap awal, pembongkaran dilakukan terhadap bangunan milik KK yang sudah sepakat direlokasi namun belum membongkar bangunannya.
Di sisi barat Waduk Pluit atau di wilayah RT 19/17, Kelurahan Penjaringan saat ini terdapat 200 bangunan milik warga. Dari jumlah itu, 10 persen diantaranya diketahui belum sepakat direlokasi.
Camat Penjaringan, Rusdiyanto mengatakan, setelah diberikan kunci rusunawa, para pemilik bangunan diberi kesempatan untuk membongkar sendiri bangunannya selama tiga hari. Namun, jika hingga Senin (3/11) belum juga dilakukan pembongkaran, maka petugas yang akan menertibkannya.
"Kami beri kesempatan pemilik bangunan untuk membongkar sendiri bangunannya. Kalau sampai Senin (3/11) tak kunjung dibongkar, kami yang akan membongkar," ujar Rusdiyanto, Sabtu (1/11).
Untuk sisanya, sekitar 10 persen lagi kebanyakan pemilik kontrakan dan belum sepakat direlokasi karena masalah ganti rugi bangunan.
"Sisanya kami lakukan bertahap. Bagi yang menolak nanti akan kita rapatkan lagi untuk cari solusi. Biasanya, kita memberi mereka waktu tujuh hari setelah melakukan pembongkaran awal," katanya.
Pelaksana Normalisasi Waduk dan Sungai Provinsi DKI Jakarta, Heriyanto mengatakan, mulai Senin (3/11) pihaknya akan mengerahkan alat untuk pengerjaan pelebaran dan peninggian jalan inspeksi. Nantinya, Jalan sepanjang 1,5 kilometer, mulai dari belakang Pos Polisi Pluit Timur hingga Jl Muara Baru akan dilebarkan dari 4,5 meter menjadi 7,5 meter. Jalan tersebut juga akan ditinggikan sekitar 50 sentimeter.
"Saya berharap pertengahan November relokasi sudah tuntas dan kami bisa konsentrasi pengerjaan normalisasi. Baru setelah itu kita bisa mulai pengerjaan yang dari arah Muara Baru," tandasnya.