Jumat, 24 Oktober 2014 Reporter: Rudi Hermawan Editor: Agustian Anas 4419
(Foto: Rudi Hermawan)
Tindakan penyegelan dan pembongkaran paksa yang dilakukan petugas terhadap bangunan melanggar peruntukan dan tidak memiliki izin tak juga membuat pemilik bangunan jera. Buktinya, masih banyak warga yang nekat mendirikan bangunan di lahan yang bukan peruntukannya.
Seperti yang terlihat di areal taman Tanah Abang II atau di pinggir Saluran Penghubung (PHB) Jalan Abdul Muis, Tanah Abang. Dua bangunan berupa bengkel salon mobil dan rumah makan berdiri di jalur hijau di kawasan tersebut.
Keberadaan dua unit bangunan yang jelas-jelas melanggar ini mengundang protes dari warga. "Kenapa dua bangunan itu nggak dibongkar petugas. Padahal jelas-jelas berada di jalur hijau," kata Abdul Rozak (45) salah satu warga, Jumat (24/10).
Karena itu, dia meminta aparat Pemkot Jakpus tidak tebang pilih dalam menertibkan bangunan yang melanggar. Pasalnya, kata Rozak, sebelumnya petugas telah membongkar bangunan yang melanggar di lokasi yang sama. "Kami meminta w
alikota untuk segera membongkar bangunan tersebut," ujarnya.Pelaksana Tugas (Plt) Walikota Jakarta Pusat, Rustam Effendi, membantah dikatakan tebang pilih dalam menertibkan bangunan yang melanggar di wilayahnya. Pihaknya, kata Rustam, sudah melayangkan surat peringatan namun tidak digubris oleh pemilik bangunan.
"Kami akan kembali melayangkan surat peringatan kepada pemilik bangunan. Jika masih membandel, maka petugas Satpol PP akan membongkar paksa bangunan tersebut," tegasnya.
Seperti diketahui, dua bangunan tersebut berada di dalam Taman Tanah Abang II atau di pinggir saluran penghubung (PHB) Abdul Muis. Keberadaan bangunan tersebut menghambat proyek pemasangan sheet pile oleh Suku Dinas PU Tata Air Jakarta Pusat.