Sabtu, 18 Oktober 2014 Reporter: Budhi Firmansyah Surapati Editor: Agustian Anas 6221
(Foto: doc)
Sekitar 40 persen dari 390 hektare areal persawahan di Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, terancam mengalami kekeringan menyusul musim kemarau belakangan ini.
Di wilayah Kelurahan Rorotan, secara keseluruhan ada 390 hektare lahan sawah yang dikelola masyarakat. Untuk memasok air bagi areal persawahan, selama ini para petani mengandalkan aliran air dari saluran penghubung (PHB) Kali Armain dan Irigasi Rorotan.
Namun karena musim kemarau, debit air dari kedua saluran tersebut menurun. Hal tersebut membuat para petani terpaksa membagi sistem pengairan agar seluruhnya dapat teraliri.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rorotan, Abdul Khadir, mengatakan, jika tidak segera dicarikan solusinya, dikhawatirkan akan mengganggu hasil panen petani. Sebab, para petani baru memasuki masa menanam.
"Kami baru mulai menanam dan membutuhkan banyak pasokan air. Makanya saat ini kami kebingungan karena volume air menurun," keluhnya, Sabtu (18/10).
Dikatakan Khadir, saat ini sekitar 40 persen dari 390 hektare lahan persawahan tidak teraliri air. "Karena minimnya pasokan air, kita perkirakan hasil panen akan menurun.
Oleh karena itu, dia berharap ada bantuan dari pemerintah, misalnya menyediakan pompa untuk menarik air dari Kanal Banjir Timur (KBT) sebagai alternatif.
Kepala Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Utara, Khairul Sidik, berjanji akan melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengantisipasi kekeringan yang terjadi.
"Saat ini kita memang kesulitan mencari pasokan air. Tahun depan, kita akan anggarkan untuk membeli 2 unit pompa
portable untuk membantu petani Rorotan," janjinya.